Suara.com - Pelatih kepala tim sepak bola putra Aceh Fakhri Husaini mengatakan kedisiplinan yang diperlihatkan para pemainnya menjadi salah satu kunci kemenangan yang mereka raih atas Jawa Timur dalam laga semifinal Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Menghadapi Jatim yang selalu menyapu bersih kemenangan di lima pertandingan sebelumnya, Aceh sukses menciptakan kejutan dengan mengunci kemenangan 2-1 di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Selasa (12/10/2021).
"Saya tonton tiga rekaman pertandingan mereka, kemudian tadi malam saya tonton rekaman pertandingan saat kami kalah lawan mereka 4-0 di uji coba," kata Fakhri selepas laga seperti dimuat Antara.
"Rasanya sulit untuk mencari kelemahan di tim Jawa Timur ini, mereka punya kedalaman skuat yang bagus, kualitas pemain hebat baik di sayap kanan kiri maupun striker.
Baca Juga: PON Papua: Sabet Emas Atletik, Sri Mayasari Pecahkan Rekor Berusia 37 Tahun
"Tapi memang, anak-anak cukup disiplin dalam menjaga, terutama pemain-pemain sayap mereka," ujarnya menambahkan.
Kemenangan Aceh didapat berkat gol apik yang dicetak Akhirul Wadhan disusul sepakan Muzakir memanfaatkan bola muntah, sementara Jatim hanya bisa membalas sekali melalui Dwiki Mardiyanto.
Jatim mendapatkan peluang emas untuk menyamakan kedudukan lewat titik putih pada menit ke-83, tetapi top skor mereka Muhamad Faisol Yunus malah mengeksekusi bola terlalu tinggi di atas mistar gawang.
Fakhri juga memuji kinerja para pemainnya di lini tengah yang disebutnya mampu merespon dengan baik tiap kali Aceh kehilangan bola.
"Mereka cukup agresif, tiap kali hilang bola mereka langsung pressing lawan," katanya.
Baca Juga: PON Papua: Sabet 10 Medali, Tuan Rumah Juara Umum Tarung Derajat
Pada final nanti Aceh akan menghadapi tuan rumah Papua yang lolos setelah di laga semifinal lain yang berlangsung bersamaan di Stadion Mandala, Kota Jayapura, meraih mencukur Kalimantan Timur 5-1.
Di PON Papua, Aceh sudah pernah bertemu Papua dan kalah tipis 0-1 dari tuan rumah dalam babak enam besar Grup D.
Laga final kali ini tak ubahnya jadi ulangan partai puncak PON 1993 Jakarta, yang kala itu dimenangi oleh Papua.