Suara.com - Tambahan waktu di akhir babak atau masa Injury Time sangat familier bagi para penikmat sepak bola. Namun, apakah banyak yang tahu bagaimana cara seorang wasit ke-4 atau ofisial menentukan berapa lama tambahan waktu yang diberikan?
Masa Injury Time, atau biasa disebut Stoppage Time, merupakan waktu lebih yang diberikan wasit di setiap akhir babak permainan.
Tambahan waktu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1891 di pertandingan antara Stoke City vs Aston Villa. Kala itu insiden terjadi saat tuan rumah mendapat penalti.
Saat Stoke City mendapat penalti, kiper Aston Villa melakukan tendangan yang membuang bola jauh dari lapangan di menit ke-88.
Karena saat itu bola belum sebanyak pertandingan saat ini, bola pun dicari. Ketika bola telah ditemukan, ternyata waktu telah menunjuk 90 menit sehingga tambahan waktu diberikan oleh wasit agar penalti dapat dilaksanakan.
Dewasa ini, masa Injury Time dikenal sebagai kesempatan tambahan bagi tim yang tertinggal untuk menyamakan kedudukan. Hal ini pun menciptakan drama tersendiri di sepak bola.
Biasanya, masa Injury Time di akhir babak pertama dan kedua memiliki durasi yang berbeda. Pada umumnya, akhir babak kedua memiliki masa Injury Time yang lebih lama.
Ada beberapa faktor mengapa wasit ke-4 atau ofisial pertandingan menentukan tambahan waktu yang akan diberikan. Lantas, bagaimana caranya dan apa alasan yang diberikan saat memberi tambahan waktu?
Penentuan Masa Injury Time dan Pro-Kontra di Dalamnya
Baca Juga: PON Papua: Pelatih Tim Sepak Bola Putra Papua Puji Kedalaman Skuadnya
Dilansir dari dokumen FIFA berjudul ’Interpretation of the Laws of the Games and Guideline for the Referees’ disebutkan bahwa masa Injury Time diberikan karena adanya buang-buang waktu yang dilakukan pemain.