Suara.com - Chairman AHHA PS Pati FC, Putra Siregar menanggapi komentar Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Sebagai klub sepakbola, Putra menyebut tidak ada yang jago kung fu di timnya tersebut.
Sebelumnya, Gibran menyindir AHHA PS Pati FC, klub yang dimiliki oleh Putra Siregar dan Atta Halilintar tersebut, sebagai tim yang menguasai kung fu.
Kemungkinan hal itu dilakukan setelah adanya insiden kurang terpuji dua pemain AHHA PS Pati FC yakni Syaiful Indra dan Zulham Zamrun yang melakukan pelanggaran brutal saat uji coba melawan Persiraja Banda Aceh, beberapa waktu lalu.
Gibran melancarkan psy war itu menjelang partai pembuka Liga 2 2021 yang mempertemukan Persis Solo dengan AHHA PS Pati FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/9/2021).
Baca Juga: Beredar Isu Tuan Rumah Grup A Liga 2 2021 Dipindah, Ini Tanggapan Pelatih Sriwijaya FC
"Yang jelas, kami tidak pernah mengajari pemain kami kung fu. Kami mengajari yang baik-baik," kata Putra Siregar dalam jumpa pers virtual usai acara launching jersey, Kamis (23/9/2021) malam.
"Namun, kami bisa pastikan bahwa tim ini bukan menguasai kung fu, melainkan menguasai pertandingan," jelas Putra.
Atta Halilintar juga menanggapi komentar dari Gibran tersebut. YouTuber papan atas Indonesia itu mengaku tidak tersinggung ats komentar itu.
Atta menganggap psy war sebagai fenomena yang biasa dalam sepakbola. Justru hal tersebut harus dijadikan motivasi untuk tampil lebih baik lagi.
"Menurut saya itu lumrah. Kalau di sepakbola Eropa malah lebih ramai psy war antara kapten dan penggemar. Itu bikin pertandingan baik," ujar Atta Halilintar.
Baca Juga: Maafkan Penghina Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Ingin Proses Hukum Terus Berlanjut
"Menurut saya, psy war itu harus ada biar Liga 2 makin menarik. Kami semua mengakui bahwa Persis adalah satu di antara tim terbaik di Liga 2."
"Namun, kami dengan materi pemain muda mau menunjukkan performa di lapangan dan akan memberikan yang terbaik untuk lawan kami yang hebat yaitu Persis Solo," pungkas Atta Halilintar.