Tuchel: Romelu Lukaku Bisa Jadi Kapten Masa Depan Chelsea

Rully Fauzi
Tuchel: Romelu Lukaku Bisa Jadi Kapten Masa Depan Chelsea
Striker Chelsea, Romelu Lukaku. (AFP)

Hal ini diucapkan Thomas Tuchel jelang laga Chelsea kontra tuan rumah Tottenham dalam lanjutan Liga Inggris 2021/2022.

Suara.com - Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel memuji impak Romelu Lukaku di ruang ganti sejak kembali ke The Blues, dan mengatakan bahwa sang penyerang bisa menjadi kandidat kapten klub di masa depan.

Lukaku kembali ke Chelsea dari Inter Milan bulan lalu dengan memecahkan rektor transfer klub Inggris tersebut sebesar 97,5 juta poundsterling (sekitar Rp1,91 triliun) dan telah mencetak empat gol dalam empat pertandingan pertamanya.

Namun, apa yang dia lakukan di luar lapangan yang membuat Tuchel terkesan.

"Dia adalah komunikator yang sangat demokratis - dia memperlakukan semua orang dengan rasa hormat yang sama, sikap yang sama," kata Tuchel saat diwawancara Sky Sports pada Minggu.

Baca Juga: Belum Pernah Terjadi di Era Pep Guardiola, Manchester City Kalah 4 Laga Beruntun!

"Dia adalah seorang pesaing di tingkat tertinggi - dia suka berlatih, dia selalu tersenyum, dia ingin memenangkan setiap kompetisi. Ini bagus. Dia memimpin dengan memberi contoh."

Kapten Chelsea saat ini adalah Cesar Azpilicueta, yang kontraknya tersisa satu tahun lagi, dan ketika ditanya apakah Lukaku adalah calon penggantinya, Tuchel tidak meragukan kualitas Lukaku sebagai seorang pemimpin.

"Ya, saya pikir dia bisa. Dia memiliki banyak hal yang Anda butuhkan untuk menjadi seorang Kapten."

"Namun, kami memiliki kapten yang fantastis jadi tidak perlu memikirkan ini sekarang. Dia berperilaku seperti itu dan ini lebih penting daripada benar-benar memiliki ban kapten."

Tuchel sendiri masih beradaptasi agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaik Lukaku dan memuji cara penyerang tersebut cepat menyatu dengan rekan satu tim barunya.

Baca Juga: Dipecundangi Ruben Amorim, Guardiola Curhat Soal Kondisi Manchester City Jelang Hadapi Brighton

"Saya belajar banyak hal darinya," kata pelatih asal Jerman itu. “Bagaimana dia merasakan permainan, di mana dia ingin mencetak gol, bagaimana dia ingin membantu, bagaimana dia merasa percaya diri untuk menahan lawan. Jadi Anda beradaptasi dengan pemain Anda."

“Saya sangat senang melihatnya begitu rendah hati dan sangat terlibat dalam komunikasi dengan semua orang. Kami memiliki ikatan yang kuat di tim musim lalu – yang merupakan kunci kesuksesan – dan kami mengandalkan ikatan dan atmosfer lagi."

[Antara]