Sederet pemain bintang pun banyak mengisi Galatama. Sebut saja Ricky Yakobi, Bambang Nurdiansyah, Zulkarnain Lubis, dan lain-lain.
Tak hanya pemain lokal, Galatama juga pernah dihuni oleh para pemain asing seperti Fandi Ahmad yang sempat membawa Niac Mitra Surabaya menjadi juara.
Sayangnya, aturan penggunaan pemain asing di Galatama ini dihapuskan oleh ketua PSSI kala itu, Sjarnoebi Said.
Nyatanya, pelarangan penggunaan pemain asing ini menjadi salah satu penyebab merosotnya pamor Galatama bersamaan dengan munculnya skandal dan pengelolaan yang tidak profesional.
Hingga akhirnya, pada tahun 1994 PSSI meleburkan Galatama dan Perserikatan menjadi satu kompetisi yang bernama Liga Indonesia.
[Penulis: Zulfikar Pamungkas]