Suara.com - PSIS Semarang akan menjamu Persiraja Banda Aceh pada pertandingan pekan ketiga Liga 1 2021/2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu (18/9/2021). Tentu duel kedua tim bakal sangat menarik untuk disaksikan.
Persiraja sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai pada pertandingan pekan kedua berhasil menang atas PSS Sleman, 3-2. Sebagai pendatang baru di Liga 1, raihan tersebut tentu jadi motivasi tersendiri bagi Persiraja.
Apalagi, dukungan serius dari para fans yang tentu akan membuat anak asuh Hendri Susilo semangat dalam pertandingan. Seperti diketahui, setelah mengalahkan PSS, skuad Persiraja diguyur bonus yang ternyata diberikan oleh loyalitas mereka di Aceh.

Untuk laga nanti, kemungkinan besar Hendri Susilo tak akan banyak melakukan perombakan pemain. Hal ini terlihat dalam dua pertandingan terakhir, di mana Laskar Rencong --julukan Persiraja-- jarang melakukan pergantian pemain.
Dari pemain-pemain yang biasa diturunkan sebagai starter, tidak ada yang bakal absen. Oleh sebab itu, Paulo Henrique yang dua kali membobol gawang PSS Sleman pekan lalu akan kembali jadi ujung tombak.
Meski begitu, Hendri menyadari lini belakang timnya masih belum maksimal. Oleh sebab itu, akan ada perhatian khusus untuk meredam ganasnya PSIS.
"Lini belakang kami cukup buruk tentu saja akan jadi perhatian," kata Hendri.
Sementara PSIS pada pekan kedua lalu hanya bermain imbang 2-2 melawan Persija Jakarta. Namun, Persiraja harus waspada karena hasil tersebut didapat setelah PSIS tertinggal lebih dahulu 0-2.
![Pemain PSIS melaksanakan latihan di Lapangan Brazilian Soccer Field Indonesia, Bekasi pada Rabu (15/9/2021). [Dok PSIS]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/15/69228-psis-semarang.jpg)
Dalam pertandingan nanti, PSIS tidak dapat menurunkan Bruno Silva yang mendapat skorsing dari manajemen. Meski begitu, PSIS masih punya pemain berkualitas lainnya.
Baca Juga: Youssef Ezzejjari Cetak Dua Gol Belum Bikin Pelatih Persik Puas
Di posisi lini depan, kemungkinan trio pemain lokal, Septian David Maulana, Hari Nur Yulianto, dan Komarudin jadi motor serangan PSIS.