Suara.com - Para pesepak bola dunia lazimnya adalah panutan. Mereka dianggap sebagai "role model" oleh para pendukungnya.
Namun, tak sedikit pula yang justru tidak bisa dijadikan sebagai panutan. Sederet nama dibenci karena perilakunya oleh para haters, tapi tidak sedikit yang benar-benar menjadi pujaan.
1. N'Golo Kante
Mari sepakati saja jika Kante adalah pesepak bola yang tak memiliki haters. Wajar saja, pemain Chelsea ini dikenal sebagai sosok rendah hati yang suka menebar senyum kepada semua orang.
Baca Juga: Profil Thomas Muller, Bomber Bayern Munich yang Paling Sering Jebol Gawang Barcelona
Kante juga dikenal ramah di luar lapangan. Kendati sudah memiliki kekayaan yang melimpah, dirinya tetap membumi.
2. Ricardo Kaka
Legenda AC Milan, Kaka, jadi pemain yang juga minim hatersnya. Selain bertalenta, pemain yang menyabet gelar Ballon d'Or 2007 ini juga memang dikenal ramah.
Religius dan jauh dari kehidupan malam membuat nama Kaka terus harum di mata pendukungnya. Terlebih, Kaka juga jarang bermain kasar terhadap lawan-lawannya.
3. Francesco Totti
Baca Juga: Tumbang di Camp Nou, Ini Daftar Kekalahan Memalukan Barcelona dari Bayern Munich
Totti memang terkadang bermain keras menjurus kasar. Tapi lelaki asal Roma itu diketahui minim haters.
Kesetiaan dan loyalitas Totti menjadikannya amat dicintai oleh fans Roma. Di saat pemain lain rela pindah demi pundi-pundi uang, Totti rela tetap di AS Roma hingga pensiun.
4. Gianluigi Buffon
Buffon menjadi pemain keempat yang mungkin tak memiliki haters. Sebab, melihat bagaimana kehidupan di dalam dan di luar lapangan eks kiper Juventus itu, agaknya sulit untuk mencari siapa yang menghujatnya.
Di lapangan, Buffon adalah kapten yang disegani. Sementara di luar lapangan, dia adalah "family man" yang menyayangi keluarga.
5. Pele
Pele mungkin akan dicintai seluruh pecinta sepak bola dunia. Tak ada yang membenci Pele karena sejumlah prestasi yang ditorehkannya.
Bagi Brasil, yang merupakan negara kelahirannya, lelaki dengan nama lengkap Edenson Arantes do Nascimento ini sudah diberi gelar Pahlawan.
[Penulis: Kusuma Alan]