Cristiano Ronaldo, Mata Rantai yang Hilang di Manchester United

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 02 September 2021 | 17:31 WIB
Cristiano Ronaldo, Mata Rantai yang Hilang di Manchester United
Cristiano Ronaldo saat masih berseragam Juventus, berjalan-jalan di dalam stadion Old Trafford, jelang pertandingan Grup H Liga Champions 2018/2019 pada 22 Oktober 2018. Oli SCARFF / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak yang beranggapan Cristiano Ronaldo sudah habis karena tak bisa membawa Juventus juara Liga Champions dan bahkan pada musim ketiganya yang juga terakhirnya sebelum bergabung kembali dengan Manchester United dia gagal mempersembahkan gelar scudetto kepada Juve.

Mereka pun beranggapan Manchester United akan sulit merebut trofi pertama atau bahkan gelar juara liga pertama dalam empat musim terakhir, walau sudah memiliki Ronaldo.

Namun orang acap lupa, dalam soal mencetak gol, Ronaldo tak berubah. Dia masih sesubur saat masih berusia di bawah 30 tahun. Dia juga tetap rekor.

Cristiano Ronaldo memakai jersey Manchester United, Rabu (1/9).   (Foto: Twitter @ManUtd)
Cristiano Ronaldo memakai jersey Manchester United, Rabu (1/9). (Foto: Twitter @ManUtd)

Terakhir, dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Republik Irlandia, Kamis dini hari lalu, dia membuktikan kualitasnya tidak lapuk dimakan usia manakala menjadi penyelamat dan pahlawan kemenangan 2-1 Portugal atas Irlandia.

Baca Juga: Cuit Kepulangan Cristiano Ronaldo ke MU, Raisa Malah Disentil Netizen Karena Ini

Seorang diri Ronaldo mencetak dua gol dalam tujuh menit sebelum peluit panjang ditiup wasit, dan setelah 44 menit Portugal diungguli 0-1 oleh Irlandia.

Dan itu bukan gol-gol biasa. Saat dia menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-89, Ronaldo otomatis menjadi pesepak bola putra pertama sepanjang masa yang mencetak gol internasional terbanyak.

Itu melampaui catatan 109 gol yang dibuat pesepak bola Iran Ali Daei. Ronaldo kini membuat 111 gol untuk timnasnya.

Catatan-catatan lain sebelum ini pun telah meyakinkan dunia bahwa Ronaldo masih setajam dulu.

Dalam Euro 2020 misalnya, ketika Portugal hanya sampai babak 16 besar, Ronaldo melewati prestasi pemain-pemain muda mana pun. Bersama Patrik Schick dari Republik Ceko, dia adalah pencetak gol terbanyak Euro 2020 dengan lima gol.

Baca Juga: Gabung Arsenal, Takehiro Tomiyasu Punya Rekor Buruk saat Hadapi Lukaku dan Ronaldo

Bomber-bomber lebih muda seperti Harry Kane dari Inggris, Romelu Lukaku dari Belgia, Kasper Dolberg dari Denmark, Alvaro Morata atau Ferran Torres dari Spanyol, dan Ciro Immobile atau Federico Chiesa dari Italia, tak bisa melakukan apa yang dilakukan Ronaldo itu.

Pada tingkat liga, dalam usia yang sudah 36 tahun, sampai akhir musim 2020-2021, Ronaldo masih mampu masuk tiga besar pencetak gol terbanyak pada lima liga besar Eropa.

Dia mengumpulkan 29 gol dari 31 pertandingan Serie A atau terbanyak musim itu. Jumlah itu hanya kalah dari Robert Lewandowksi yang mencetak 41 gol untuk Bayern Muenchen di Bundesliga dan Lionel Messi yang menjadi top skorer La Liga musim itu dengan 30 gol.

Jumlah gol kemasan Ronaldo itu lebih banyak daripada Harry Kane yang top skorer Liga Inggris dengan 23 gol dan Kylian Mbappe yang top skorer Liga Prancis dengan 27 gol.

Tak bisa dipungkiri Ronaldo masih menjadi salah satu pesepak bola terbesar sepanjang masa. 785 gol yang dia ciptakan adalah buktinya. Dan angka ini masih akan bertambah.

Cristiano Ronaldo memakai jersey Manchester United, Rabu (1/9).   (Foto: Twitter @ManUtd)
Cristiano Ronaldo memakai jersey Manchester United, Rabu (1/9). (Foto: Twitter @ManUtd)

Ingin Cetak Sejarah

Kalaupun Juventus gagal menjuarai liga musim lalu dan tak berhasil dalam Liga Champions selama tiga musim bersama Ronaldo, maka itu lebih karena strategi transfer yang keliru dari klub itu.

Ronaldo sendiri sudah membayar lunas harga mahal yang diberikan Juventus kepadanya dengan mencetak 101 gol dari 134 pertandingan bersama Juventus.

Dia juga turut mendongrak performa bisnis Juventus. Namun pandemi telah merusak struktur keuangan Juventus seperti juga dialami kebanyakan klub di Eropa.

Juventus, mengutip analisis laman Goal, justru terperangkap lingkaran setan; berani membayar mahal Ronaldo dengan tujuan mewujudkan ambisi menjuarai Liga Champions tapi upah tinggi untuk Ronaldo itu membuat mereka tak bisa merekrut talenta-talenta yang sepadan dengan Ronaldo yang bisa memuluskan Juve meraih gelar Liga Champions.

Jadi, bukan salah Ronaldo jika Juventus terpuruk belakangan ini.

Kini Ronaldo segera berkiprah kembali dengan klub yang diakuinya telah membesarkan dirinya di mana mantan arsiteknya, Sir Alex Ferguson, sudah dianggap bapaknya sendiri karena telah menciptakan fondasi yang membuatnya menjadi salah satu pesepak bola terbesar sepanjang masa.

Tetap saja, dia tak henti berbicara tentang menciptakan sejarah dan rekor.

Dalam laman Manchester United, Ronaldo berkata, "saya memiliki catatan sejarah yang fantastis bersama klub hebat ini. Saya senang sekali bisa pulang setelah 12 tahun (meninggalkannya)."

“Ini babak baru, saya bahagia dan senang sekali, dan saya ingin berlanjut lagi, berusaha membantu Manchester mencapai hasil hebat dengan memenangkan trofi dan menjadi nomor satu."

Mungkin sedikit saja yang meragukan tekad Ronaldo itu. Dia memang pencipta dampak, selain juga magnet, baik dalam menciptakan prestasi maupun dalam mengerek performa keuangan klub.

Bahkan Manchester City yang tengah kelimpungan mencari pengganti Sergio Aguero saja sempat melirik Ronaldo setelah Tottenham menampik pinangan mendapatkan Harry Kane. Pun demikian Paris Saint Germain, khususnya sebelum mendapatkan Lionel Messi.

Ronaldo jauh dari kata meredup, sebaliknya mungkin tengah mengalami peremajaan diri. Dalam tingkat internasional atau timnas misalnya, kendala umur malah tidak berlaku untuk Ronaldo.

Dia sudah menciptakan 60 gol untuk Portugal dari 62 pertandingan sejak genap berusia 30 tahun pada Februari 2015. Jumlah itu lebih banyak dari saat usianya masih di bawah 30 tahun yang membuat 52 gol dari 118 laga.

Cristiano Ronaldo saat memperkuat Manchester United pada 2008 silam. [PAUL ELLIS / AFP]
Cristiano Ronaldo saat memperkuat Manchester United pada 2008 silam. [PAUL ELLIS / AFP]

Berdampak Besar

Calon-calon rekan satu timnya di Man United sendiri, yang rata-rata jauh lebih muda, antusiastis sekali menyambut dia. Bahkan, Setan Merah yakin bisa mendatangkan Erling Haaland tahun depan karena faktor Ronaldo mengingat pemain Norwegia itu sangat mengidolakan Ronaldo.

Dua palang pintu MU --Harry Maguire dan Raphael Varane yang lama menjadi mitranya sewaktu sama-sama membela Real Madrid-- bahkan yakin Ronaldo bakal mengubah etos dan performa pemain-pemain Setan Merah lainnya. "Saya yakin dia bakal membawa dampak besar di dalam dan di luar lapangan," kata Maguire.

Ronaldo memang bukan semata rekan satu tim, karena juga bisa menjadi mentor dan motivator tim. Komitmen dan statistiknya menunjukkan dia memang bisa mendorong rekan-rekan satu timnya bermain sama cemerlang dengan dia.

Tak hanya itu, sejumlah kalangan seperti mantan gelandang Manchester United Paul Ince, menganggap Ronaldo adalah jawaban untuk missing-link atau tautan hilang yang selama empat musim terakhir ini dicari Setan Merah guna merengkuh trofi juara.

Ince menilai Ronaldo akan mengikuti jejak legenda Setan Merah Eric Cantona yang membantu United mendominasi Liga Premier setelah bergabung pada 1993.

Ronaldo diyakini bakal membuat United percaya bisa menjuarai liga, selain “mengajari” rekan-rekan satu timnya bagaimana menjadi juara Eropa.

Dia akan mempersempit kesenjangan dengan lawan-lawan United. Dan Setan Merah kini sepertinya sudah memiliki pemain-pemain yang bisa berperan sebagai game-changer atau pengubah permainan seperti dilakukan Mason Greenwood saat melawan Wolves pekan lalu.

“Tapi itu belum cukup karena tetap perlu konsisten seperti dimiliki City, Chelsea dan Liverpool. Dan Ronaldo tahu itu. Dia akan menuntut hal itu dari rekan-rekan satu timnya, dia akan menuntut dirinya sendiri,” kata Ince.

Dan mungkin tak seperti Juventus, United memiliki pemain-pemain yang mungkin lebih bisa membantu dia mencapai level tertinggi yang tak dilihatnya dari Juventus.

Dia memiliki Varane yang bersama dia berpengalaman dalam menjuarai Liga Champions dan bersama Paul Pogba pernah mengangkat trofi Piala Dunia. Ronaldo juga memiliki Harry Maguire yang sukses menjaga gawang Inggris paling sedikit kebobolan selama Euro 2020 walau gagal mengantarkan juara, dan juga dua kiper tangguh, David de Gea serta Dean Henderson.

Dia juga memiliki Bruno Fernandes yang dikenalnya luar dalam, Fred yang walau sering dikritik tapi menjadi salah satu dari tiga pemain United yang berpengalaman mengangkat trofi besar, dua bek sayap yang makin matang Luke Shaw dan Aaron Wan Bissaka, serta bakat-bakat muda yang masih akan terus berkembang seperti Greenwood, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho.

Dia memiliki pelatih yang juga mantan rekan mainnya yang malah bisa membuat dia makin menyatu dalam tim sehingga tim semakin solid dan berbahaya.

Memang terlalu dini membahas sukses dan trofi, namun sulit dibantah optimisme United kini jauh lebih besar dari sebelumnya, bahwa Ronaldo adalah jawaban untuk missing-link selama ini. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI