Suara.com - Fullback Manchester City, Benjamin Mendy menjadi buah bibir dalam beberapa waktu terakhir ini setelah terlibat kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan.
Mendy menjadi tersangka usai tiga wanita melaporkan perbuatannya kepada kepolisian setempat. Parahnya lagi, ada perempuan yang belum genap berusia 16 tahun menjadi korbannya.
Diduga pemerkosaan yang dilakukan Mendy tersebut terjadi pada Oktober 2020 dan Agustus 2021 di kawasan Cheshire, Inggris.
Dengan adanya tuduhan empat kasus pemerkosaan dan satu pelecehan seksual tersebut, Mendy pun baru-baru ini langsung diganjar hukuman oleh Manchester City berupa skorsing hingga penyelidikan usai.
Baca Juga: Ruben Dias Perpanjang Kontrak di Manchester City hingga 2027
"Manchester City bisa mengonfirmasi bahwa dia (Mendy) didakwa oleh polisi. Benjamin Mendy telah diskors dari skuad Manchester City sambil menunggu penyelidikan," demikian pernyataan resmi dari kubu City.
"Kami tunduk pada proses hukum dan oleh karena itu pihak klub tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut hingga proses tersebut selesai."
Dalam beberapa musim terakhir, nama Mendy sendiri tak banyak terdengar karena ia jarang menjadi pilihan utama pelatih City, Pep Guardiola.
Adapun alasan Mendy tak jadi pilihan utama selain karena inkonsistensi, juga karena cedera yang kerap dialaminya sejak gabung City.
Untuk mengenal sosok Benjamin Mendy lebih jauh, ada baiknya mengintip perjalanannya hingga berlabuh di kota Manchester.
Baca Juga: Urung Gabung Manchester City, Liam Gallagher Dongkol pada Cristiano Ronaldo
Pemain yang Hobi Senang-senang
Benjamin Mendy lahir pada 17 Juli 1994 di Prancis dari orang tua bernama Monique Mendy yang memiliki darah Pantai Gading.
Hobinya bersenang-senang telah dilakoninya sejak kecil di mana ia gemar bermain PlayStation. Meski demikian, Mendy nyatanya memiliki karakter pemimpin dalam dirinya.
Awal karier Mendy sendiri bermula dari akademi Le Havre, akademi yang melahirkan banyak pemain berbakat seperti Paul Pogba dan Riyad Mahrez.
Pertumbuhannya yang cepat membuat perjalanannya di sepak bola pun menanjak cepat. Hal tersebut membuat Olympique Marseille yang berada di bawah arahan Marcelo Bielsa merekrutnya pada 2013.
Bersama Bielsa, gaya hidup Mendy berubah drastis di mana ia mulai menjalani program diet dan berlatih secara intens. Hal tersebut lantas berpengaruh terhadap gaya bermainnya.
Karena permainannya yang apik itu, Mendy pun berhasil merebut hati pendukung Marseille. Bahkan, pemain yang kini berusia 27 tahun itu, masuk dalam 40 besar Golden Boy tahun 2014.
Penampilannya yang menanjak itu membuat AS Monaco meminangnya di 2014. Dari sini, nama Mendy mulai dikenal dunia.
Salah satunya adalah penampilan apiknya saat membawa AS Monaco menembus babak semifinal Liga Champions 2016/2017.
Namanya melonjak bersama para pemain AS Monaco lainnya seperti Kylian Mbappe, Bernardo Silva dan Tiemoue Bakayoko.
Karena penampilannya itu, Manchester City pun tergoda memboyong Mendy ke Etihad Stadium. Mahar 52 juta pounds pun dikeluarkan The Citizens untuk memboyongnya ke kota Manchester.
Nilai tersebut menjadi salah satu nilai transfer termahal untuk seorang fullback atau pemain belakang secara general.
Nilai transfer sebesar itu mampu dibayarnya di musim perdana, di mana Mendy mampu membawaCity meraih titel Liga Inggris 2017/2018.
Setelahnya, tuah Mendy berlanjut di mana ia menjadi pemain yang turut membawa Timnas Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018. Namun siapa sangka, sederet prestasi ini malah membuatnya terbuai.
Kebiasaan Mendy yang suka bersenang-senang pun kembali diteruskannya. Bahkan saat ia tengah dalam masa pemulihan cedera lutut, ia malah pergi ke Hong Kong.
Selain itu, Mendy juga aktif di media sosial. Hal ini sempat membuat sang pelatih, Pep Guardiola, naik pitam dan memintanya mengurangi intensitas berselancar di dunia maya.
Karena hal tersebut, Guardiola bahkan sempat membekukan Mendy dari skuat City agar sang pemain mulai serius berlatih karena memiliki bakat yang hebat.
Puncak dari kejatuhan karier Mendy yang baru seumur jagung itu pun mungkin berasal dari hobinya bersenang-senang sehingga ia dituduh melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Perbuatan kejinya tersebut pun kini membuat kariernya terancam. Bukan tak mungkin Benjamin Mendy pensiun dini jika ditemukan bersalah atas tuduhan tersebut.
[Zulfikar Pamungkas Indrawijaya]