Hidupnya setelah pensiun malah membuatnya stres, tak memiliki tujuan baru seiring karier profesionalnya yang hilang dalam sekejap.
"Di akhir karier, saya sangat merasa hampa. Saya tidak lagi punya tujuan dan itu menakutkan," ujar Warnock.
"Saya melihat lagi ke belakang dan berpikir bahwa itu sangat buruk. Saya tahu banyak pemain lain yang sudah pensiun dan mengatakan hal yang sama.''
"Semua karier saya yang lewat begitu saja, itu hilang dalam sekejap mata." imbunya.
Meski begitu, Warnock menyadari jika keputusan sang istri memutuskan cerai darinya diakui merupakan kesalahannya.
Momen-momen di mana tak lagi bisa bersama anak setiap saat itulah yang membuatnya hancur dari kejadian ini.
Warnock bahkan mengaku sering kali menangis tanpa mengenal tempat dan berusaha untuk menyembunyikan hal itu dari orang lain.
"Saya baru saja mengalami perceraian. Saya tidak melewati hal-hal baik. Saya terkesan angkat tangan, ini salah saya.
"Akan tetapi, saya juga punya masalah di mana saya tidak bisa melihat anak-anak saya, itu sangat menghancurkan.''
Baca Juga: Menang Telak, Jota dan Mane Bawa Liverpool Naik ke Puncak Klasemen
"Sering sekali saya berada di apartemen sambil menangis dan tiba-tiba di radio dan saya harus memakai skenario yang berbeda.''