Kisah Kelam Yayah Kallon, Striker Muda Genoa yang Jadi Korban Pelarian di Usia 14 Tahun

Rauhanda Riyantama Suara.Com
Selasa, 17 Agustus 2021 | 19:10 WIB
Kisah Kelam Yayah Kallon, Striker Muda Genoa yang Jadi Korban Pelarian di Usia 14 Tahun
Penyerang muda Genoa, Yayah Kallon. (Twitter/@Eurosport_IT)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyerang Genoa, Yayah Kallon, ternyata sempat mengalami kisah-kisah kelam yang menyentuh hati saat masih berusia remaja.

Sebelumnya, Yayah Kallon menjadi perbincangan publik ketika dia mencetak gol debut bersama Genoa ketika masih berusia 20 tahun.

Gol itu lahir ketika Genoa meraih kemenangan dengan skor tipis 3-2 atas Perugia pada pertandingan Piala Italia, Jumat (13/8/2021).

Siapa sangka, Kallon memiliki latar belakang yang cukup menyentuh hati. Saat masih berusia remaja, Kallon seperti dipaksa mengalami pahitnya kehidupan.

Baca Juga: Jelang Laga Pembuka Serie A, Cristiano Ronaldo Masih Asyik Pacaran di Kapal Pesiar

Sebab, pemuda kelahiran Kono, 30 Juni 2001, itu harus meninggalkan negara sekaligus tanah kelahirannya, Sierra Leone, agar bisa bertahan hidup.

Ketika usianya baru 14 tahun, Kallon harus melarikan diri dari sebuah kejaran kelompok teroris yang menculik anak-anak untuk dijadikan tentara.

Orang tuanya begitu khawatir dengan nasib Kallon. Ia pun diminta untuk melarikan diri, melewati sejumlah negara agar lolos dari jeratan nasib pahit di negaranya sendiri.

Untuk mencapai Libya —sebagai gerbang laut menuju Eropa— Kallon harus menggunakan mobil atau berjalan kaki.

Saat itu, dia cukup beruntung karena mendapatkan tumpangan kendaraan, meski harus tidur telentang di bagasi bersama sejumlah anak lainnya.

Baca Juga: Hasil Coppa Italia: Empat Tim Serie A Melenggang dari Putaran Pertama

Sesampainya di Libya, Kallon masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Ia mesti bekerja untuk mengumpulkan uang agar bisa membayar tiket ke Italia.

Sejumlah pekerjaan yang sempat dijalani Kallon saat itu yakni membersihkan rumah dan mobil milik warga lokal. Intinya, Kallon bekerja secara serabutan untuk mendapat uang.

“Saya bekerja sebagai tukang batu. Kadang saya dibayar, kadang juga tidak Saya membutuhkan 1000 dinar Libya untuk membayar tiket ke Italia,” ujar Kallon saat berbincang dengan Corriere della Sera.

“Namun, ketika saya sudah mengumpulkan uang itu, saya justru dirampok dan akhirnya harus kembali mengumpulkan uang dari awal,” lanjutnya.

Setelah delapan bulan menjadi pelarian, Kallon akhirnya sukses mencapai daratan Eropa. Dia harus menumpang perahu kayu bersama dengan ratusan orang yang mengalami nasib serupa.

“Kami tiba di Lampedusa (pulau di Laut Mediterania yang masuk Kawasan Italia) dan kami langsung merasa lebih baik,” ujarnya.

“Penyeberangan di laut berlangsung delapan jam. Kami beruntung. Sebab, ada yang membutuhkan waktu dua minggu. Ada pula yang tak berhasil,” lanjutnya.

Sebelum mendapatkan kontrak bersama klub Serie D, Savona, pada tahun 2018, Kallon berlatih bersama klub Serie C, Virtus Entella. 

Sejak saat itu, bakatnya mulai mencuri perhatian. Ada sejumlah klub Serie A dan Serie B yang tertarik untuk merekrutnya, salah satunya Genoa.

Pada awal Juli 2019, Kallon direkrut oleh Genoa dan bermain untuk tim U-19. Dua musim berselang, dia sukses promosi ke tim utama Genoa pada 1 Juli 2021.

Debutnya sebetulnya sudah terjadi pada 22 Mei 2021. Ketika itu, ia bermain untuk pertama kali di level profesional ketika Genoa menghadapi Cagliari.

Kontributor: Muh Adif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI