Suara.com - Laga perdana Liga Inggris 2021/22 antara Chelsea vs Crystal Palace, Minggu (15/8/21) menarik perhatian publik saat seorang pemuda bernama Trevoh Chalobah mencetak gol di laga itu.
Nama Trevoh Chalobah menjadi perbincangan karena ia berhasil mencetak gol di laga debutnya bersama Chelsea di Liga Inggris.
Pemain berusia 22 tahun itu mencetak golnya lewat sepakan jarak jauh. Sepakan kerasnya gagal diantisipasi kiper Crystal Palace, Vicente Guaita sehingga membuat Chelsea unggul tiga gol.
Selain karena gol debutnya, Chalobah juga menarik perhatian karena selebrasinya pasca mencetak gol perdananya untuk Chelsea.
Baca Juga: Kisah Eks Pejudi Matthew Benham, Pemilik Brentford yang Kondang dengan Konsep Moneyball
Terlihat sesaat setelah mencetak gol, gerak-geriknya menunjukkan seakan ia tak percaya akan momen itu dan kemudian Chalobah menutupi wajahnya lalu bersimpuh menangis di atas lapangan.
Saat bersimpuh, nampak seluruh pemain Chelsea mengerubunginya dan memeluknya. Chalobah terlihat hanya terpaku dan tetap bersimpuh sebelum bangkit dan melanjutkan pertandingan.
Banyak yang menduga bahwa selebrasi ini sebagai rasa suka cita karena dirinya akhirnya berhasil debut bersama Chelsea di Liga Inggris dan mencetak gol perdananya untuk tim senior The Blues.
Nyatanya anggapan itu sedikit melenceng. Nyatanya, Chalobah berselebrasi untuk mengenang mendiang sang ibu yang telah meninggal dunia sejak 2016 silam.
Memenuhi Janji ke Sang Ibu
Baca Juga: Berkat Jose Mourinho AS Roma Dapatkan Tammy Abraham dari Chelsea, Bayarnya Dicicil
Sebagai informasi, ibunda Trevoh Chalobah meninggal dunia pada 2016. Kabar tersebut diketahui pada 17 Januari 2016 seperti yang terlihat dari cuitan akun twitter Napoli, klub yang dibela sang kakak, Nathaniel Chalobah kala itu.
Chalobah dan Nathaniel sendiri merupakan kakak beradik yang menimba ilmu di akademi Chelsea. Sang kakak lebih dulu mencicipi penampilan di tim senior dan meraih gelar Liga Inggris 2016/17 bersama Antonio Conte.
Layaknya seorang anak ingin membuat ibunya bangga, Chalobah yang kala itu masih berusia 17 tahun dan membela akademi Chelsea membuat cuitan berupa janji bahwa ia akan menjadi pesepak bola profesional.
“Saya akan mewujudkannya Bu... Saya berjanji,” begitu bunyi cuitan Chalobah pada November 2016 lalu.
Janji untuk menjadi pemain profesional terus dipegang oleh Chalobah. Setahun setelah cuitan berupa janji itu, ia pun berkicau kembali dengan keinginannya mewujudkan mimpi tersebut.
Mimpi Chalobah hanyalah menjadi pesepak bola profesional, terutama menembus tim utama Chelsea, klub yang telah ia bela sejak usia 8 tahun.
“Saya tak bisa berkata apa-apa. Ini adalah minggu yang hebat bagi saya, saya sudah di Chelsea sejak usia 8 tahun,'' tutur Chalobah pasca laga melawan Crystal Palace.
“Bermain di Stamford Bridge di mana saya melihat seluruh pertandingan, menjadi anak gawang, datang ke pertandingan bersama keluargaku, malam di Liga Champions. Sekarang saya akhirnya bermain di sini dan itu luar biasa,” imbuhnya
Kini, Chalobah berhasil membuktikan janjinya pada sang ibu dan mewujudkan mimpinya sejak memenangi Piala Super UEFA 2021 bersama Chelsea.
Bukan sebagai pemain cadangan, tapi sebagai pemain inti yang tampil di laga final sekelas Piala Super UEFA dan starter di laga perdana Liga Inggris Chelsea di musim 2021/22.
Trevoh Chalobah pun hanya perlu menjaga mimpi itu dengan penampilannya agar tetap menjadi bagian dari Chelsea di masa-masa mendatang.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas