Kedua liga ini berdarah-darah karena ambruknya negosiasi dengan perusahaan-perusahaan media pembeli hak siar televisi.
Terakhir, Serie A sampai menggandeng YouTube untuk siaran di Afrika dan Timur Tengah, demi laga-laga mereka ditonton oleh orang-orang di dua kawasan itu.
Tetapi Serie A menampik uluran modal dari CVC karena khawatir liga diintervensi terlalu dalam.
CVC sendiri aktif menawarkan dana kepada industri olahraga, sekalipun pasar tradisionalnya adalah industri-industri biasa termasuk industri teknologi.
Sebelum masuk ke La Liga, CVC sudah sering keluar masuk dunia olahraga.
Mereka menawarkan modal dengan imbalan sejumlah saham tertentu untuk sektor-sektor paling menguntungkan, dan lalu menjualnya pada periode yang dianggap paling layak dijual kembali ketika valuasi entitas yang mereka akuisisi sudah naik berlipat-lipat dibandingkan ketika pertama kali mereka akuisisi.
Beberapa contoh akuisisi CVC adalah pemegang hak siar MotoGP, Dorna Sports, yang diakuisisi pada 1998 pada harga 80 juta dolar AS (Rp1,1 triliun), namun delapan tahun kemudian pada 2006 dijual seharga 473,4 juta dolar AS (Rp6,7 triliun).
Kemudian Formula 1 yang diakuisisi pada 2005 dengan dana 1,7 miliar dolar AS (Rp24,4 triliun) namun dijual lagi pada 2016 dalam harga 4,4 miliar dolar AS (Rp63,1 triliun).
CVC saat ini menguasai porsi tertentu saham sejumlah klub dan liga olahraga dunia yang dibeli antara 2018 sampai 2021.
Baca Juga: Terlalu Dini Bagi Lionel Messi Lakoni Debut di PSG, Begini Alasan Pochettino
Itu meliputi Premiership Rugby di Inggris, Pro14 Rugby, Six Nations Rugby, dan Volleyball World yang dibentuk CVC bersama Federasi Bola Voli Internasional (FIVB).