Akuisisi Lionel Messi Menyingkap Kapitalisme dalam Sepakbola

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 14:55 WIB
Akuisisi Lionel Messi Menyingkap Kapitalisme dalam Sepakbola
Lionel Messi mengikuti sesi latihan pertamanya sebagai pemain PSG pada Kamis (12/8/2021). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jika Laporta menyetujui investasi CVC itu, maka Barcelona tak akan kerepotan memenuhi syarat minimal 70 persen anggaran klub untuk gaji pemain karena bakal ada dana segar mengalir ke kantong Barcelona.

Artinya, Barca bisa mengontrak kembali Messi yang bayarannya menyita porsi besar dari total belanja gaji klub Catalan itu.

Bundesliga tahan banting

Tetapi Barcelona, dan juga Presiden Real Madrid Florentino Ferez, tak mau menggadaikan pendapatan hak siar La Liga selama 50 tahun.

Madrid bahkan menggugat Tebas dan Ketua CVC Capital Javier de Jaime Guijarro.

Sayang, Madrid dan Barca tak punya formula mengatasi beban keuangan yang menghimpit klub-klub La Liga, selain proposal Liga Super Eropa yang justru membuat klub-klub La Liga lain sebal karena proposal itu memarjinalkan mereka.

Dalam kata lain, dalam banyak hal sama saja dengan CVC. Bedanya, CVC dianggap menguntungkan semua pihak.

Seperti analogi pemberi pesan whatsapp yang menawari utang kepada Anda, La Liga juga memiliki kesempatan menolak CVC.

Sebelum La Liga pun CVC sudah menawarkan proposal serupa kepada Bundesliga Jerman dan Serie A Italia. Kedua liga besar Eropa ini menolaknya.

Baca Juga: Terlalu Dini Bagi Lionel Messi Lakoni Debut di PSG, Begini Alasan Pochettino

Bundesliga menolak permohonan akuisisi 25 persen saham liga oleh CVC karena tak terlalu banyak mengoleksi utang seperti liga-liga Eropa lainnya sehingga merasa tak perlu menggadaikan sumber-sumber pendapatan mereka kepada pihak lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI