Suara.com - Uni Sepakbola Eropa (UEFA) tengah mempertimbangkan untuk menghapus aturan Financial Fair Play (FFP). Mereka akan menggantinya dengan sistem pembatasan gaji atau salary cap layaknya kompetisi bola basket NBA.
Melansir The Times via AS, Jumat (13/8/2021), aturan salary cap dianggap lebih transparan dari FFP dalam menekan klub-klub Eropa untuk menghabiskan uang lebih sedikit dibanding pendapatan.
FFP yang telah diterapkan sejak 11 tahun lalu, dianggap kurang efektif lantaran memiliki skema di mana klub harus bisa balik modal atau setidaknya cuma merugi 30 juta Euro dalam kurun waktu tiga tahun.
Sistem tersebut terbukti tak berjalan saat pandemi Covid-19 melanda dunia. UEFA bahkan untuk sementara melonggarkan aturan tersebut lantaran krisis finansial yang dialami banyak klub.
Baca Juga: Tendangan Indah Patrik Schick ke Gawang Skotlandia Jadi Gol Terbaik Euro 2020
AS melaporkan bahwa aturan salary cap UEFA hanya memperbolehkan klub untuk menghabiskan 70 persen pendapatan tahunan mereka. Jika melanggar, klub akan dikenakan pajak barang mewah.
Pajak barang mewah bisa dianggap sebagai denda. Setiap 1 euro pengeluaran yang melebihi batas pendapatan, klub juga harus membayar pajak 1 euro.
Nominal denda bisa meningkat 1,5 hingga 2 kali lipat apabila di kesempatan selanjutnya, sebuah klub masih tetap melanggar salary cap yang diterapkan.
uang denda itu direncanakan bakal didistribusikan UEFA kepada klub-klub saingan. Hal itu diharapkan bisa membuat finansial klub-klub Eropa menjadi lebih sehat.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari UEFA terkait penghapusan aturan FFP untuk digantikan salary cap. Jika rencana itu benar adanya, proposal kemungkinan bisa dipresentasikan pada September mendatang dan efektif diterapkan pada musim 2022-2023.
Baca Juga: Laga Italia vs Argentina Akan Digelar untuk Mengenang Diego Maradona