Suara.com - Teka-teki soal masa depan Lionel Messi akhirnya terjawab juga. Megabintang berusia 34 tahun tersebut kali ini benar-benar dipastikan pergi dari Barcelona setelah urung meneken kontrak baru.
Barcelona mengumumkan perpisahan dengan Messi pada Jumat (6/8/2021) WIB. Ini jelas tidak disangka-sangka, mengingat dalam beberapa hari terakhir Barca diyakini akan mengumumkan penandatangan kontrak baru eks kapten mereka tersebut.
Seperti diketahui, kontrak Messi telah kedaluwarsa di Camp Nou pada akhir bulan lalu.
Sempat berstatus free agent alias tanpa klub, penyerang berjuluk La Pulga itu dipercaya akan meneken kontrak anyar berdurasi 2-5 tahun pada Kamis (5/8/2021) kemarin.
Baca Juga: 3 Alasan Lionel Messi Bisa Gabung ke PSG
Akan tetapi, nyatanya hari ini manajemen Barcelona gagal mencapai kata sepakat dengan Messi. Blaugrana pada akhirnya tidak bisa mengakali kesulitan finansial mereka.
"Meskipun FC Barcelona dan Lionel Messi mencapai kesepakatan dan niat jelas dari kedua belah pihak untuk menandatangani kontrak hari ini, hal tersebut tak dapat tercapai karena rintangan finansial dan struktural (regulasi Liga Spanyol)," demikian pernyataan Barcelona di laman resmi klub, Jumat (6/8/2021).
"Sebagai akibat dari situasi ini, Messi tak akan bertahan di FC Barcelona. Kedua belah pihak menyesali dengan sangat bahwa keinginan pemain dan klub pada akhirnya tak bisa terwujud."
Batasan gaji dan regulasi La Liga memang menjadi rintangan utama yang ditemui Barcelona dalam upaya mengamankan tanda tangan Messi.
Beban gaji Barcelona masih terlalu berat walaupun Messi dilaporkan telah menerima potongan gaji hingga 50 persen. Barca ditengarai hampir tak punya ruang gerak finansial sama sekali.
Baca Juga: 5 Momen Tak Terlupakan Lionel Messi di Barcelona, Gol Debut hingga 5 Ballon D'Or
Bahkan, kabar soal kerja sama antara pihak Liga Spanyol dan CVC Capital Partners yang seharusnya memberi Barcelona suntikan dana segar sekira 270 juta euro nyatanya juga tak bisa membantu.
Sky Sports hari ini melaporkan, Barcelona dan juga Real Madrid saat ini menolak investasi dari CVC karena tak ingin pemasukan masa depan mereka diambil.
[BACA: Barelona dan Real Madrid Kompak Tolak Kesepakatan Investasi Baru La Liga]
Presiden Barcelona, Joan Laporta sejatinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membereskan kesulitan finansial klub.
Sayang, dalam upaya mempertahankan Messi tetap merumput di Camp Nou, Laporta pada akhirnya harus menelan pil pahit.
Intinya, Barcelona tidak punya cukup uang untuk mengikat Messi dengan kontrak anyar. Bahkan, saat ini pihak klub masih harus memotong gaji pemain-pemain yang sudah terikat kontrak.
Sebenarnya, Messi bisa saja meneken kontrak sekarang. Namun, pembayaran gaji selama masa kontrak itu bakal sulit terpenuhi.
Ya, La Liga tidak bisa menerima kasus seperti itu. Ketika klub mendaftarkan pemain, harus jelas bagaimana arus keuangan klub sepanjang masa kontrak tersebut, dari mana uangnya, apakah uang tersebut bisa dialokasikan untuk membayar gaji dan lain sebagainya.
Nah, sekarang Barcelona bahkan masih harus menyesuaikan perhitungan untuk pemain-pemain yang masih terikat kontrak.
Jangankan memikirkan kontrak anyar Messi, Blaugrana sendiri kesulitan mendaftarkan pemain-pemain free transfer yang mereka rekrut musim panas ini.
Lagi pula, kasus Messi dianggap sebagai pembelian baru karena dia sudah berstatus free transfer sejak akhir bulan lalu.
Lantas, siapa sebenarnya yang layak disalahkan atas kekacauan ini? Well, kasus Messi ini bisa dibilang merupakan puncak dari inkompetennya board Barca dalam mengurus klub pada beberapa tahun terakhir.
Flashback ke 2020 lalu, manajemen Barcelona tentu sadar betul bahwa kontrak Messi akan segera kedaluwarsa.
Di bursa transfer musim panas tahun lalu, Messi bahkan nyaris saja hengkang dari Camp Nou setelah sempat memberontak. Namun, Messi akhirnya memutuskan bertahan.
Dan setelah itu, dalam kurun waktu satu tahun ke depan, Barcelona nyatanya selalu gagal dalam upaya merayu Messi tetap bertahan di klub.
Kubu Blaugrana seperti membiarkan proses negosiasi kontrak baru ini berlarut-larut sampai akhirnya kehabisan waktu.
Seharusnya pihak klub tahu bahwa setelah 30 Juni 2021, negosiasi kontrak Messi bakal berubah; bukan lagi perpanjangan kontrak, melainkan pembelian baru meski dengan status free transfer.
Nah, begitu status Messi berubah jadi free agent dan Barcelona harus membuatnya jadi pembelian baru, masalah yang timbul justru semakin besar.
Well, sulit membuat tudingan soal siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas kegagalan kontrak baru Messi ini. Namun, tentu kesalahan besar ada pada Josep Maria Bartomeu, mantan presiden Barcelona.
Di eranya, Barcelona sangat boros dalam belanja pemain, namun banyak yang kemudian dijual lagi dengan harga yang lebih murah.
Selain kesalahan Bartomeu dalam mengelola keuangan, Barcelona juga praktis sangat terdampak pandemi COVID-19.
Seharusnya Barca mendapatkan pemasukan besar dari penjualan tiket, sponsor, serta event lain di luar sepakbola yang melibatkan pemain-pemain top, termasuk Messi.
Sayang seribu sayang, pandemi mengacaukan segalanya. Pemasukan Barcelona sontak macet, padahal pengeluaran semakin besar dan beban utang klub masih belum dibayar.
Karena itulah, Barcelona pada akhirnya tidak punya cukup uang untuk merekrut Messi dengan kontrak baru.
Barcelona praktis cuma punya dua pilihan, yakni melepas Messi atau melepas 7-8 pemain sekaligus. Dan Barca akhirnya memilih opsi pertama.