Suara.com - Seluk beluk kehidupan membuat banyak orang kadang bertanya-tanya, terutama akan masa depan yang tak menentu. Hal tersebut pun turut menghampiri para pesepak bola, salah satunya adalah Lars Elstrup.
Lars Elstrup adalah penyerang asal Denmark dan menjadi salah satu alasan tim Dinamit mencetak sejarah dengan menjuarai Euro 1992.
Kala itu, Elstrup merupakan pemain bernomor punggung 10. Nomor punggung keramat yang sekaligus nomor untuk mengakui bakatnya.
Sepanjang Euro 1992, Elstrup bermain sebanyak dua kali, yakni di laga pamungkas grup 1 kala Denmark melawan Prancis di mana ia mencetak satu gol.
Baca Juga: Nadia Nadim, Pesepak Bola yang Kabur dari Afghanistan dan Kini Membela Timnas Denmark
Lalu, laga keduanya terjadi di semifinal di mana ia menjadi salah satu eksekutor yang berhasil mencetak penalti di drama adu penalti melawan Belanda.
Hingga pada akhirnya, nama Lars Elstrup tercatat dalam tinta emas Denmark sebagai pemain yang berhasil menjuarai Euro 1992.
Di level klub, Elstrup pun punya karier cukup mentereng. Ia tercatat pernah membela tiga klub yakni Brondby, Odense Boldklub (Denmark), Luton Town (Inggris) dan Feyenoord Rotterdam (Belanda).
Sayangnya, karier Elstrup terhenti begitu cepat yakni di usia 29 tahun. Alasannya bukan karena cedera, melainkan karena kegelisahannya akan masa depannya sendiri sebagai pesepak bola.
Setahun setelah menjuarai Euro 1992, Elstrup pensiun dan mencari arti kehidupannya dengan bergabung bersama sebuah sekte spiritual di Denmark bernama The Wild Goose pada tahun 1993.
Baca Juga: Pulang dari Euro 2020, Skuad Denmark Disambut Bak Pahlawan
Dari sana, hidup Lars Elstrup kian berantakan. Alih-alih menemukan arti hidupnya dan masa depannya, malahan ia dianggap gila. Bagaimana kisahnya?
Perubahan Drastis Lars Elstrup akibat Sekte Sesat
Saat bergabung dengan sekte The Wild Goose yang terletak di pulau terpencil bernama Pulau Funen, Lars Elstrup menyebut hidupnya lebih tenang karena orang-orang di sekte tersebut memahaminya.
“Di sini, saya merasa orang-orang memahami saya. Mereka memahami saya lebih dari saya sendiri, sebenarnya, dan itu membantuku,” tutur Elstrup dikutip dari The Guardian.
Pasca bergabung dengan sekte tersebut, Elstrup mengubah namanya menjadi Darando. Hal ini membuat majalah-majalah lokal Denmark memantau sekte tersebut.
Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata sekte tersebut bisa dikatakan sesat karena adanya ritual seks bebas dan pemimpin sektenya disebut mencoba menggerogoti harta Elstrup.
Sejak bergabung The Wild Goose, tak ada yang mengetahui keberadaan Elstrup. Ia bahkan meninggalkan kekasihnya dan menolak bertemu keluarganya sendiri.
Hingga saat ia muncul di tahun 2000, Elstrup terlihat kembali namun dengan sikap kontroversial di mana dia menunjukkan alat kelaminnya ke wanita-wanita di pusat perbelanjaan di Copenhagen.
“Saya melakukannya untuk memprovokasi orang. Saya senang menyelami ekspresi orang. Sebagian mengusir saya dan ada yang menawari saya seks,” ungkap Elstrup masih dinukil dari The Guardian.
Selain melakukan tindakan asusila, Elstrup juga sempat menampar anak sekolahan dan ditangkap polisi karena sikap-sikap kontroversialnya.
Dalam laporan lainnya, Elstrup juga pernah bertelanjang di area umum dan menunjukkan alat vitalnya di luar sekolah.
Bahkan teranyar, pada 2016 lalu Elstrup sempat masuk ke lapangan tanpa busana saat pertandingan Liga Denmark antara Randers melawan Silkeborg.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas