Suara.com - Wasit ternama Liga Inggris, Anthony Tyler mengaku tidak akan pernah melupakan raut wajah Christian Eriksen saat kolaps di EURO 2020.
Anthony Tyler menjadi salah satu orang yang memiliki tanggung jawab penuh atas insiden mengerikan bintang timnas Denmark, Christian Eriksen di EURO 2020.
Penggemar sepak bola di seluruh dunia terhenyak setelah Christian Eriksen tiba-tiba jatuh pingsan di laga pembuka EURO 2020 antara Denmark versus Finlandia.
Dimana mantan gelandang Tottenham Hotspur itu jatuh tersungkur di atas lapangan jelang pertandingan babak pertama usai.
Baca Juga: Diteror Akan Dibunuh, Pacar Jack Grealish Ungkap Fakta Mengejutkan
Melihat Eriksen tiba-tiba terjatuh, Anthony Tylor yang saat itu memimpin pertandingan dengan segera menghentikan laga dan memanggil petugas medis.
Sebelum petugas medis sampai ke tempat Eriksen terjatuh, Simon Kjaer selaku kapten Denmark sempat memberi pertolongan pertama untuknya.
Yakni dengan memastikan Eriksen tidak menggigit lidahnya sendiri, setelah itu baru diketahui bahwa pemain Inter Milan tersebut terkena serangan jantung.
Setelah sadar, Eriksen segera dibawa ke rumah sakit terdekat demi mendapatkan pertolongan lanjutan, kondisi yang benar-benar membuat Tylor terkejut.
"Saya berada 10 meter darinya, langsung menatapnya. Tidak ada seorang pun di dekatnya," ucap Tylor dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Christian Eriksen Akhirnya Kembali ke Inter
"Saya dengan jelas melihat sesuatu yang sangat tidak beres, dan Anda tahu dari raut wajahnya bahwa Eriksen dalam kondisi kesulitan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Tyler menegaskan tugas utama seorang wasit selain memimpin pertandingan yakni memastikan kondisi pemain dalam keadaan baik-baik saja.
Keputusan dan kecepatan memamnggil tim medis dalam kondisi dibutuhkan juga sangat berpengaruh, ia pun memberi pujian untuk para dokter dan Simon Kjaer.
"Perlu diingat bahwa tanggung jawab utama wasit adalah keselamatan pemain, apakah itu patah kaki atau serangan jantung," ujar Tylor.
"Entah itu patah kaki atau serangan jantung. Semakin cepat mendapatkan penanganan medis maka semakin baik.
"Pahlawan sebenarnya adalah para dokter yang melakukan tindakan dan Simon Kjar lebih duluh memulainya," imbuhnya.
Kejadian tersebut bukan kali pertama dialami Anthony Tylor, sepuluh tahun lalu ia juga berada dalam kondisi yang sama.
Kala itu rekan Tylor mengalami serangan jantung jelang laga Burnley melawan Newcastle United, sehingga kick off pertandingan terpaksa ditunda.
Pengalaman menjadi sipir selama 10 tahun membuat Tylor memahami bagaimana kondisi seseorang ketika berada dalam keadaan hidup dan mati karena serangan jantung.
"Saya pernah menyaksikan seseorang menderita karena serangan jantung mendadak sebelum pertandingan, saat itu saya menjadi wasit di laga Burnley dan Newcastle," kata Tylor.
"Salah satu rekan saya, Eddie Wolsternholme mengalami serangan jantung di ruang ganti dan kami menunda kick off.
"Dia membutuhkan CPR segera dan langsung dibawa menjalani operasi jantung, dia selamat dan kembali bekerja lagi.
"Saya pernah mengalami situasi yang sama ketika bekerja di dinas penjara. Saya seorang sipir yang bekerja selama 10 tahun.
"Anda dihadapkan dengan orang yang melukai diri sendiri, orang yang mencoba bunuh diri. Anda memahami itu ketika mereka membutuhkan bantuan." imbuhnya.
Kontributor: Eko Isdiyanto