Suara.com - Tak ada yang tahu bagaimana jalan nasib seseorang. Seperti halnya kisah Danny Mountain, eks pemain Southampton yang kini malah jadi bintang porno dengan bayaran termahal.
Kisah Danny Mountain menunjukkan bahwa ada banyak jalan yang bisa diambil oleh seseorang untuk mencapai kesuksesan di bidang yang ia geluti sebelumnya.
Mountain sejak kecil hendak menggeluti dunia sepak bola. Pada usia 9 tahun, ia telah bergabung dengan akademi Southampton.
Perjalanannya sebagai pesepak bola pun mencapai puncak kala ia dicap sebagai salah satu wonderkid berbakat di Inggris.
Baca Juga: Teken Kontrak Jangka Panjang Baru dengan Liverpool, Fabinho: Ini Tempat Terbaik
Mantan pemain Timnas Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1996, Alan Ball, bahkan dibuat kagum dengan aksi Mountain. Tak ayal, ia berani memberi garansi bahwa jebolan akademi Southampton itu akan menjadi bintang besar untuk The Three Lions.
“Dia dan Geoff Hurst melihat saya latihan waktu usia saya 12 tahun. (Alan) Ball menghampiri ayah saya sambil mengatakan bahwa saya akan bermain untuk timnas Inggris. Itu membuat saya girang dan besar kepala,” tutur Danny Mountain dikutip dari Daily Echo.
Cap yang didapat Mountain tersebut tak ayal membuatnya didekati oleh tim besar dari London seperti Chelsea, Tottenham Hotspur, dan West Ham United saat menimba ilmu di Southampton. Singkat kata, Mountain memilih bertahan.
Namun petaka tak bisa dihindari. Saat usianya 16 tahun, Mountain mengalami cedera lutut parah.
Segala bantuan pun diberikan Southampton agar Mountain sembuh. Namun, tak ada hasil yang memuaskan sehingga kariernya pun hancur seketika sebelum berkembang.
Baca Juga: Aksi Berlutut Dipastikan Tetap Hiasi Liga Inggris Musim Depan
Pasca keluar dari dunia sepak bola, Mountain menjajal dunia kerja dengan belajar menjadi tukang kayu. Namun, dunia ini tak menjamin masa depannya di dunia yang dekat dengan namanya materi.
Alhasil, Danny Mountain beralih ke pekerjaan lainnya, yakni sebagai bintang film porno. Tak tanggung-tanggung, dari pekerjaan itu ia didapuk sebagai bintang film dewasa termahal di Inggris.
Debut di Film Dewasa
Danny Mountain mulai merambah dunia film dewasa saat usianya 19 tahun. Saat itu, ia mengencani seorang model Page Three.
Dari kencan itu lah, manajer kekasihnya menawarinya untuk menjajal industri film dewasa di mana sebelumnya Mountain tak yakin dengan pekerjaan tersebut.
“Saya dulu berkencan dengan gadis Page Three. Agennya ingin dia (kekasihku) masuk ke industri porno. Dia tak yakin tapi dia (agen) menjelaskan detailnya di mana audisi diadakan di London dan saya menemainya,'' kata Mountain.
“Saya tak memilih prasangka apapun tapi saya sangat percaya diri. Saya tak grogi soal seks. Saya hanya grogi di depan kamera karena saya tak bisa mengontrol mimik muka ketika grogi,” imbuhnya.
Kendati grogi, Mountain sukses dalam audisinya dan dari sanalah ia mulai menjalani pekerjaannya sebagai bintang film dewasa.
Halangan kembali ditemui Mountain di awal kariernya sebagai bintang film dewasa. Hal itu berasal dari orang tuanya, terutama sang ibu yang tak suka ia bergelut di dunia tersebut.
“Dia (ibu) tak menyukainya dan kami berpisah. Kami akhirnya kembali bersama tapi dia tak pernah menyukainya, dia membenci pekerjaanku,” ucap Mountain.
Beruntung baginya, Mountain mendapat dukungan penuh dari istrinya, Eva Angelina, yang juga bintang porno sukses, yang ia temui pada 2007 silam.
Meski keduanya bekerja di dunia esek-esek, tak ada kecemburuan di antara kedua Mountain dan Eva sendiri sehingga keduanya menjalani profesi tersebut dengan lancar dan bisa mencapai kesuksesan.
Dalam kariernya di industri film dewasa di Amerika Serikat, Danny mendapat bayaran berlimpah dan bisa dekat dengan beberapa artis Hollywood.
“Kami punya rumah bagus, kami punya restoran. Saya bermain bola dengan Vinnie Jones, dengan Jason Statham melawan pemain seperti Frank Leboeuf,” lanjutnya.
Meski ia dan istri bergelut di dunia film dewasa, ia tak mau putrinya, Silvi, mengikuti jejak keduanya yang berperan sebagai bintang porno.
“Ya, saya dan istri membuat film porno tapi saya ingin dia (putrinya) jauh dari itu. Eva bilang itu semua keputusannya, tapi saya tak senang dengan itu,'' katanya.
“Di sisi lain, mungkin saya sedikit munafik karena jika saya punya anak laki-laki, saya ingin dia bergelut di dunia film dewasa dan saya akan memaksanya.''
“Saya menikmati waktu di hidup saya (sebagai bintang porno), lalu mengapa anakku tak melakukannya juga?” pungkas Danny Mountain.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas