Meski bermain di luar liganya, publik Wales tak ada yang membenci satupun klub yang telah disebutkan. Hal tersebut tak berlaku untuk The New Saints.
Kebencian ini lahir dari letak geografis TNS dan prestasinya. Sebagai informasi, klub yang memiliki warna kebesaran Putih-Hijau ini telah menjuarai liga Wales 13 kali atau yang terbanyak.
Bahkan, delapan dari 13 gelar didapatkan secara beruntun dari musim 2011/12 hingga 2018/19. Dengan fakta tersebut, TNS dicap sebagai ‘penjajah’ karena mendominasi liga yang bukan berasal dari tempat mereka.

Selain itu, TNS diketahui tak mengirim satupun pemainnya untuk Wales. Hal ini kembali lagi bahwa tim satu ini kebanyakan didominasi pemain asli Inggris.
Hal ini pun menjadi fokus Harris selaku presiden klub. Masih dikutip dari The Guardian, ia menganggap dominasi TNS harusnya menjadi pemicu agar klub-klub Wales menaikkan standarnya.
Pasalnya, saat ini Wales hanya berada di urutan ke-48 dari 55 negara koefisien UEFA selaku federasi sepak bola Eropa.
“Tentunya tim lain harus fokus menaikkan standar mereka dan mungkin, jika mereka membangun kesuksesan mereka dan menunjukkan visi dan ambisi dengan membawa bakat muda ketimbang membayar pemain amatir, maka mereka bisa berprestasi,” balas Harris.
Apa yang diucapkan Harris pun diamini operator liga yang menyebut dominasi TNS membuat tim lain akan berbenah. Apalagi, jika TNS bisa menembus kompetisi Eropa seperti halnya Shamrock Rovers di Irlandia.
Karena koefisien UEFA yang rendah, TNS dengan dominasinya pun berkesempatan tampil di kancah Eropa kendati harus lewat kualifikasi.
Baca Juga: Fakta-fakta Tom Daley, Atlet yang Nonton Olimpiade Sambil Merajut
Sejak 1996/96, TNS selalu punya kesempatan tampil di kompetisi Eropa. Sayangnya, TNS tak pernah menembus fase grup karena selalu tumbang di babak kualifikasi.