Suara.com - Dalam perkembangannya, sepak bola Inggris pernah dihadapkan pada tragedi memakan korban nyawa yakni Hillsborough dan Valley Parade.
Sepak bola tak hanya menawarkan hiburan, melainkan juga tragedi. Tragedi-tragedi ini bahkan menyisakan trauma mendalam untuk para korban yang ditinggalkan.
Siapa yang tak asing dengan tragedi Hillsborough? Tragedi ini menjadi noda hitam akan animo besar masyarakat Inggris terhadap sepak bola.
Tragedi ini terjadi pada 15 April 1989 di Stadion Hillsborough, yang merupakan kandang Sheffield Wednesday. Saat itu tragedi terjadi tepat di laga semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest.
Baca Juga: Peringati Tragedi Hillsborough, Liga Inggris Digelar 7 Menit Lebih Lambat
Saat itu, stadion di Inggris dipasangi pagar besi untuk memisahkan tribun dengan lapangan. Di laga tersebut, pengamanan pun disebut telah ditingkatkan levelnya mengingat rivalitas kedua tim.
Saat hari H laga berlangsung, kedua suporter seperti biasa dipisahkan. Suporter Liverpool di tribun barat dan selatan, sedangkan suporter Nottingham Forest ditempatkan di tribun utara dan timur.
Karena banyaknya pendukung Liverpool yang datang, tribun yang ditempati pendukung The Reds menjadi sesak. Apalagi, ribuan fans The Anfield Gank di luar stadion mencoba masuk.
Hal ini membuat pihak kepolisian mengambil tindakan dan membuka pintu stadion sehingga massa Liverpool menjadi berjubel di tribun barat dan selatan.
Banyaknya massa di area tersebut membuat banyak orang terinjak, tertindih dan tergencet. Pihak keamanan tak bisa berbuat banyak karena sebagian massa ada yang mencoba menerobos pagar besi untuk ke lapangan.
Alhasil, kericuhan tersebut memakan 95 korban nyawa ditambah 1 korban yang meninggal pasca mendapat perawatan.
Nyatanya, sebelum tragedi Hillsborough ini, sepak bola Inggris pernah dihadapkan pada tragedi lainnya yakni tragedi Valley Parade.
Tragedi Valley Parade: Terbakarnya Para Suporter di Stadion
Empat tahun sebelum tragedi Hillsborough, tragedi memakan korban nyawa tercipta di Stadion Valley Parade yang merupakan markas Bradford City pada tanggal 11 Mei 1985.
Pada hari itu, Bradford City akan menjalani laga terakhir Divisi III melawan Lincoln City. Laga ini terasa spesial karena saat itu pihak klub berencana merayakan gelar juara.
Karena akan ada perayaan gelar juara untuk pertama kali sejak 56 tahun lalu, maka para pendukung Bradford City pun hadir ke Stadion Valley Parade. Diketahui, jumlahnya mencapai 11 ribu penonton.
Sebagai informasi, Stadion Valley Parade saat itu tergolong tua dan menggunakan kayu sebagai fondasi.
Selain itu, secara fasilitas, stadion ini sangat minim termasuk soal keamanannya. Lalu secara kondisi, stadion pun bisa dikatakan tak layak karena di sela-sela kursi terdapat tumpukan sampah.
Saat laga dimulai, seperti biasa tak ada kejanggalan terjadi. barulah saat pertandingan memasuki menit ke-40, api mulai terlihat di tribun pojok kanan.
Api tersebut muncul karena seseorang membuat puntung rokok ke tempat duduk yang memiliki banyak tumpukan sampah.
Karena saat itu cuaca berangin serta kondisi stadion masih terbilang klasik, api pun dengan cepat membesar dan melahap seisi stadion.
Sontak hal tersebut membuat keadaan menjadi kacau. Para suporter dengan cepat mencoba melarikan diri dari tempat api muncul.
Sayangnya, tak semuanya selamat. 56 orang harus terjebak di tengah kobaran api yang melahap salah satu tribun Stadion Valley Parade dan 256 orang mengalami luka-luka.
Ironisnya, saat api itu kian membesar, suporter Bradford City di tribun lainnya malah bersorak merayakan lolosnya tim mereka ke Divisi II.
Akibat tragedi itu, regulasi sepak bola Inggris segera diubah seperti mengubah tempat duduk serta larangan merokok di dalam stadion.
Pasca tragedi tersebut pula, Bradford City dan pemerintahan setempat dinyatakan bersalah karena mengindahkan protokol keselamatan untuk membersihkan tumpukan sampah yang bisa memicu kebakaran di dalam stadion.
Kontributor: Zulfikar