Kisah Alessandro Arlotti, Wonderkid Italia Pensiun Dini Usai Diterima Kuliah di Harvard

Irwan Febri Rialdi Suara.Com
Senin, 19 Juli 2021 | 14:32 WIB
Kisah Alessandro Arlotti, Wonderkid Italia Pensiun Dini Usai Diterima Kuliah di Harvard
Mantan wonderkid Timnas Italia, Alessandro Arlotti. (Instagram/@aless_arlt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Italia semestinya punya banyak talenta muda untuk mengarungi kompetisi-kompetisi di masa mendatang, salah satu talenta muda itu salah satunya bisa jadi adalah seorang bernama Alessandro Arlotti.

Namun, harapan Italia untuk mendapatkan sumbangan tenaga dari Arlotti nampaknya harus dipendam sementara waktu. Arlotti sendiri sudah memutuskan dengan bulat untuk pensiun sebagai pesepak bola profesional di usianya yang baru menginjak 18 tahun.

Keputusan ini diambil Arlotti karena dirinya diterima berkuliah di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Padahal, hingga Oktober tahun lalu ia masih bermain untuk Pescara Primavera.

Lahir di Prancis pada 2002, Arlotti berasal dari keluarga keturunan Italia-Prancis. Ia memulai meniti karier sebagai pesepakbola di Prancis dengan bergabung bersama akademi AS Monaco di usia 7 tahun.

Baca Juga: 5 Top Bola Sepekan: Nasib Malang Eder Sang Pembawa Piala di Final Euro 2020

Di akademi yang melahirkan banyak pemain hebat macam Thierry Henry, Kylian Mbappe, hingga Emmanuel Petit itu, Arlotti bahkan menjadi kapten tim U-19 pada 2019. Berposisi sebagai penyerang tengah, dia sempat dinobatkan sebagai siswa terbaik di akademi pada 2019.

Bakatnya yang harum itu tercium hingga ke Italia, sampai akhirnya Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC) memanggil Arlotti untuk memperkuat Timnas Italia di Piala Dunia U-17 2019. Namun, skuat muda Gli Azzurri kala itu terhenti di perempat final.

Kemudian perjalanan karier membawanya ke Pescara untuk berlaga di Serie B pada September 2020 namun setelah beberapa bulan berpetualang dengan tim berjuluk Lumba-Lumba tersebut, dia mengambil keputusan untuk terbang ke Amerika Serikat untuk belajar di Harvard.

"Saya pikir itu keputusan terbaik yang bisa saya buat. Tidak mudah untuk berlatih dan belajar," jelas Alessandro Arlotti kepada Sportbible.

"Tapi, sekali lagi, saya harus berterima kasih kepada Monaco. Mereka adalah salah satu klub paling terorganisir di dunia sepakbola. Mereka memiliki sekolah (formal) di akademi itu sendiri yang membantu kami sebagai pemain untuk melanjutkan pendidikan dan kemajuan akademik kami. Saya pikir itu luar biasa dan itu sangat membantu saya," tutur Arlotti.

Baca Juga: 5 Potret Body Goals Jessica Aidi, Model yang Baru Dinikahi Marco Verratti

"Bermain untuk negara adalah salah satu perasaan terbaik di dunia. Saya akan selalu mengingat debut saya dengan tim nasional. Saya menyanyikan lagu kebangsaan dan ayah saya ada di tribun. Saya melihatnya menangis dengan bangga, dengan tangan di jantungnya. Saya tidak akan pernah melupakan momen itu," ujarnya.

Keputusan untuk bersekolah di kampus paling sulit sejagat itu bukan hal mudah bagi Arlotti. Keputusan ini diambil saat ia sudah berada di Pescara, sementara saat masih di Monaco, Arlotti hanya punya satu cita-cita: bermain sepak bola di level klub dan tim nasional.

Alessandro Arlotti memang tidak sepenuhnya menggantung sepatu karena dia sekarang diminta untuk bergabung dengan tim sepak bola universitas itu, Harvard Crimson.

(Kontributor: Aditia Rijki)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI