Suara.com - Sosok Boaz Solossa menarik untuk dibahas usai merapat ke Borneo FC. Sebelum gabung Pesut Etam, striker 35 tahun itu didepak oleh klub yang lama ia bela, yakni Persipura Jayapura.
Persipura terpaksa melepas Boaz Solossa karena perilaku indisipliner. Selain Boaz, Mutiara Hitam juga mendepak Yustinus Pae karena hal serupa.
Sementara itu, Borneo FC bukanlah tim asing untuk Boaz Solossa. Pada 2015 lalu, adik kandung dari Ortizan Solossa ini pernah membela Pesut Etam pada ajang Piala Presiden.
Profil Boaz Solossa sendiri juga ternyata menarik untuk disimak, mulai dari latar belakang keluarga hingga kariernya saat ini. Berikut ulasan selengkapnya.
Baca Juga: Selamat Datang Boaz Solossa di Borneo FC
Profil Boaz Salosa
Lahir di Sorong, Papua Barat pada 16 Maret 1986, penyerang tajam ini memiliki nama lahir Boaz Theofilius Erwin Solossa. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara, yang lahir dari keluarga pecinta sepak bola.
Mengawali kariernya di PS Putra Yohan, klub amatir di Papua pada tahun 1999 hingga 2000, Boaz kemudian pindah ke Perseru untuk periode tahun berikutnya. Pada usia 15 tahun ia dipanggil untuk memperkuat tim PON Papua untuk gelaran tahun 2004, dan menunjukkan performa impresif.
Penampilannya ini kemudian menarik perhatian Peter White, yang kala itu menjabat sebagai pelatih timnas. Peter White kemudian memasukkan Boaz ke dalam skuad utama Piala Tiger 2004.
Sejak tahun 2005 kemudian namanya masuk dalam skuad Persipura Jayapura, yang juga merupakan salah satu tim terkuat di kompetisi liga Indonesia. Persipura tak dikecewakan, karena kemudian berhasil menjuarai Liga Super Indonesia, pada tahun 2005, 2009, 2011, dan 2013.
Baca Juga: Borneo FC Jajaki Kerja Sama Klub Eropa, Namanya Masih Dirahasiakan
Ia sempat sekali berpindah klub ke Borneo FC dalam rangka Piala Presiden tahun 2015 lalu. Namun kemudian kembali bergabung dengan skuad Persipura di tahun 2016 pada gelaran Indonesia Soccer Championship.
Gaya Bermain
Boaz Solossa sendiri merupakan pemain dengan tipe penyerang murni. Tak hanya memiliki kecepatan yang luar biasa, ia juga memiliki akurasi umpan yang impresif.
Kekuatan dan akurasi tendangan kedua kakinya tidak diragukan lagi, sehingga Boaz Solossa hampir tak memiliki sudut mati untuk menceploskan bola ke gawang lawan. Kemampuannya disegani pemain belakang lawan dan hampir selalu dapat marking ketat.