Suara.com - Manajer Arsenal, Mikel Arteta mengatakan pemain sayap Bukayo Saka memiliki karakter tangguh, dan sekaligus akan mendampingi pemain remaja itu dalam mengatasi pelecehan rasis yang ditujukan kepada dia di media sosial, setelah gagal mengonversi penalti dalam babak tos-tosan laga final Euro 2020, Senin (12/7/2021) kemarin.
Saka gagal mengonversi penalti setelah dua rekan satu timnya di Timnas Inggris, Marcus Rashford (23) dan Jadon Sancho (21) juga gagal dalam adu penalti itu.
Ketiganya lalu menjadi sasaran pelecehan rasial online setelah Inggris takluk 2-3 dalam babak adu penalti kontra Italia di Wembley, yang membuat Three Lions harus rela hanya jadi runner-up di Euro 2020.
Pelecehan ini mendorong polisi menggelar investigasi dan memicu kecaman luas.
Baca Juga: Chiellini Akui 'Jampi-jampi' Bukayo Saka Sebelum Tendang Penalti
Arteta sebagai pelatih Saka di Arsenal, mengaku sudah berbicara dengan sang anak asuh dan yakin dia akan baik-baik saja.
"Dia berkarakter begitu kuat, anak muda yang tangguh. Bukayo sudah mendapatkan cinta dan dukungan dari sepakbola dunia, bukan hanya dari penggemar Arsenal, tapi juga penggemar Timnas Inggris. Ya, karena dia tak pantas mengalami apa pun yang sudah dia lewati itu," kata Arteta seperti dikutip Reuters, Rabu (14/7/2021).
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah menggelar pertemuan dengan perusahaan-perusahaan media sosial untuk meminta mereka berbuat lebih dalam memerangi pelecehan rasis online.
"Semoga hukum akan semakin tegas. Semoga bisa berdampak besar karena inilah saat yang tepat untuk meluruskannya," tukas Arteta.
Baca Juga: Italia Kampiun Euro 2020, Pelatih Persija Banjir Ucapan Selamat