Suara.com - Legenda Manchester United, Roy Keane tak habis pikir dengan keputusan pelatih Inggris Gareth Southgate yang memberi Bukayo Saka kepercayaan menendang penalti kelima yang menentukan di final Euro 2020, Senin (12/7/2021) lalu.
Menurut Keane, Inggris masih punya pemain yang lebih berpengalaman seperti Raheem Sterling atau Jack Grealish, ketimbang menumpahkan beban berat kepada Saka yang masih 19 tahun.
Saka pada akhirnya gagal mengeksekusi penalti, melengkapi dua kegagalan lain yang dilakukanMarcus Rashford dan Jadon Sancho hingga Inggris kalah penalti 2-3 dari Italia di final Euro 2020.
"Jika Anda (Raheem) Sterling atau (Jack) Grealish, Anda tak bisa diam di sana dan membiarkan anak kecil (Saka) maju untuk menendang penalti," kata Roy Keane kepada ITV seperti dikutip dari Antara.
“Mereka lebih berpengalaman, Sterling sudah memenangkan trofi, mereka yang harusnya maju ketimbang anak muda itu," tambah mantan pemain timnas Irlandia itu.
Saka, juga Rashford dan Sancho kini jadi bulan-bulanan fans Inggris yang kecewa timnya kembali gagal mengangkat trofi mayor setelah kali terakhir menjuara Piala Dunia 1966.

Ketiganya bahkan jadi 'amukan' suporter di media sosial. Banyak tindakan rasis yang mereka dapatkan selepas dianggap sebagai biang kegagalan Inggris merengkuh trofi Euro perdananya.
Tindakan rasial itu membuat banyak pihak terkejut dan bersimpati kepada Saka, Rashford, dan Jadon Sancho. Federasi sepakbola Inggris (FA) mengecam aksi tersebut dan menegaskan bakal mendukung para pemain.
"Kami tidak bisa menjelaskan bahwa siapa pun di balik perilaku menjijikkan seperti itu tidak diterima untuk mengikuti tim," kata FA dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC Sport.
Baca Juga: Jadi Pemain Terbaik Euro 2020, Donnarumma: Kiper Terhebat Italia Tetap Buffon
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung para pemain yang terkena dampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapa pun yang bertanggung jawab."