Suara.com - Leonardo Spinazzola akan hadir langsung di Stadion Wembley, London, untuk mendukung Timnas Italia berlaga di final Euro 2020 kontra Inggris, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.
Meski tak akan bermain karena mengalami cedera parah saat Italia mengalahkan Belgia di perempat final, Spinazzola mengaku sangat tegang.
Dia merasa ketegangan lebih menghampirinya saat berstatus sebagai penonton, alih-alih turut ikut berjuang bersama skuad Gli Azzurri di atas lapangan.
“Saya lebih emosional sekarang daripada bagian dari skuad yang mempersiapkan pertandingan. Saya merasakan ketegangan lebih dari sini (penonton),” kata Spinazzola dikutip dari laman Football-Italia, Sabtu (10/7/2021).
Baca Juga: Roberto Mancini Dinilai Sukses Kembalikan Harga Diri Italia
"Saya di sini bersama keluarga saya, istri, dan anak-anak. Saya mencoba untuk fokus pada semua hal baik yang saya miliki dalam hidup dan membangunnya," jelasnya.
Lebih lanjut, sang pemain merasa terharu karena Giorgio Chiellini dan kawan-kawan masih menganggapnya bagian dari skuad Timnas Italia. Tentunya, itu jadi motivasi baginya agar bisa segera pulih dari cedera.
"Itu benar-benar luar biasa. Saya menunggu mereka kembali ke bus tim dan mereka bernyanyi untuk saya lagi. Saya tahu bahwa mereka akan berada di Final yang luar biasa, saya tidak sabar,” terangnya.
Sebelum mengalami cedera, Spinazzola adalah andalan pelatih Roberto Mancini di posisi bek sayap kiri. Dia jadi pusat serangan Italia yang menurut WhoScored kerap menyerang lewat posisinya.
Dalam empat pertandingan yang dia mainkan, Spinazzola dua kali berhasil terpilih sebagai 'Star of the Match' alias pemain terbaik di satu laga.
Baca Juga: Banyak Ruginya, Presiden UEFA Kapok Gelar Euro dengan Sistem Pan-kontinental
"Saya menyadari ini adalah tantangan terbesar dalam karier saya, jadi tampil seperti itu luar biasa. Saya memang percaya pada diri saya sendiri, tetapi masih terasa luar biasa berada di sana (final)."
“Hal yang penting adalah untuk selalu bangkit kembali, tidak pernah berhenti percaya pada diri sendiri, tetapi kemudian Anda membutuhkan sedikit keberuntungan. Insiden, cedera, dan dalam kasus saya, perubahan peran membuat perbedaan besar dalam jalur karier saya."
“Saya tidak pernah mencetak banyak gol dan saya diberitahu di Siena bahwa untuk bermain di level atas, saya harus menjadi full-back daripada winger yang menyerang. Saya hanya tidak memiliki hasrat membara dalam diri saya untuk mencetak gol.”