Suara.com - Manajemen Borneo FC memutuskan meliburkan skuadnya selama beberapa waktu agar bisa berkumpul bersama keluarga bagi yang tinggal di Kalimantan Timur, sembari melupakan kekecewaan ditundanya kick-off kompetisi Liga 1 2021-2022.
Manajer Tim Borneo FC, Farid Abubakar mengakui manajemen pun memberikan suntikan motivasi agar para pemain tak terlalu kecewa dan meliburkan mereka untuk beberapa hari.
"Jadi, pemain asal Samarinda atau Kaltim bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarganya. Untuk pemain luar Kaltim, setidaknya mereka bisa melupakan sejenak soal sepak bola dan kompetisi yang tertunda dengan bersantai," jelas Farid seperti dimuat Antara.
"Namun, santai di sini bukan berarti tak latihan sama sekali. Rutinitas latihan mereka tetap jalan, namun porsinya berkurang," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: COO Bhayangkara Solo FC Pusing Liga 1 Ditunda Lagi
Untuk pemain dari luar Kaltim dipastikan tak akan meninggalkan Samarinda, terlebih mereka yang berasal dari Pulau Jawa.
Selain pandemi sedang tinggi-tingginya di Jawa, libur diberikan juga tak lama, terhitung pemain diliburkan mulai Jumat (2/7) hingga Selasa (6/7).
Menurut Farid, libur diberikan singkat karena hanya sekadar untuk meningkatkan kembali rasa percaya diri pemain setelah kompetisi ditunda.
Penundaan kompetisi, diakuinya, sudah pasti berdampak pada sisi psikologis para pemain di Liga 1, termasuk pemain Borneo FC yang turut merasakan kekecewaan karena mereka sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
Di sisi lain, kata dia, mungkin ada tim yang mendapatkan keuntungan dari penundaan tersebut karena mereka punya waktu persiapan lebih panjang.
Baca Juga: Kick-off Liga 1 Ditunda, Robert Alberts: Saya Harus Jaga Mood Pemain Persib Tetap Bagus
Farid sendiri berharap musim baru Liga 1 benar-benar bisa dijalankan akhir bulan ini, sebab dari informasi terakhir diterima, penundaan tak sampai berlangsung lebih dari sebulan.
"Dan yang pasti kita semua berharap pandemi di Indonesia ini cepat mereda dan sirna. Sebab banyak sekali yang terdampak, termasuk di sepak bola," pungkasnya.
[Antara]