Gempita Euro 2020 di Puskas Arena, Efektivitas Vaksin COVID-19 dan Babak Akhir Pandemi

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 25 Juni 2021 | 21:54 WIB
Gempita Euro 2020 di Puskas Arena, Efektivitas Vaksin COVID-19 dan Babak Akhir Pandemi
Suporter penuhi Stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, ketikan Portugal menghadapi Prancis di laga Grup F Euro 2020, 23 Juni 2021. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melihat Stadion Puskas Arena di Budapest, Hungaria, yang menggelar tiga pertandingan fase grup Euro 2020 bisa disesaki penonton tanpa masker dan tanpa menjaga jarak memang cukup mengherankan.

Tetapi situasi mengherankan yang terjadi di tengah pandemi itu bukanlah situasi yang tercipta tanpa alasan.

Badan sepak bola Eropa, UEFA, sebenarnya menganjurkan penonton pertandingan Euro 2020 di 11 stadion penyelenggara agar mematuhi protokol kesehatan.

Suporter penuhi Stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, ketikan Portugal menghadapi Prancis di laga Grup F Euro 2020, 23 Juni 2021. [AFP]
Suporter penuhi Stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, ketikan Portugal menghadapi Prancis di laga Grup F Euro 2020, 23 Juni 2021. [AFP]

Tapi, UEFA tak bisa bertindak jauh tatkala sudah menyangkut otoritas negara, walaupun UEFA menginginkan stadion-stadion diisi penuh oleh penonton.

Ada 11 stadion di 11 kota di sepuluh negara yang menjadi tuan rumah Euro 2020; Wembley dan Hampden Park di Inggris Raya, Stadio Olimpico di Italia, Allianz Arena di Jerman, Estadio de La Cartuja di Spanyol, Johan Cruyff Arena di Belanda, Stadion Parken di Penmark, Puskas Arena di Hungaria, National Arena di Rumania, Gazprom Arena di Rusia, dan Stadion Olimpiade Baku di Azerbaijan.

Hanya Puskas Arena yang diisi penuh penonton. Yang lain kebanyakan tidak penuh dan bahkan mengharuskan penonton mengenakan masker dan menjaga jarak, termasuk Allianz Arena di Munich.

Pemerintah Hungaria bisa saja politis dalam membolehkan Puskas Arena diisi penuh, tapi tetap saja harus mengacu pada rekomendasi data dan fakta kesehatan, khususnya grafik infeksi COVID-19 dan tingkat vaksinasi di negara itu.

Lagi pula, yang dilakukan Hungaria itu pernah pula dilakukan China saat Imlek lalu dalam skala yang jauh lebih besar.

Tapi, seperti Hungaria, China melakukannya atas rekomendasi fakta-fakta kesehatan, bukan menyangkal adanya pandemi seperti sering digoreng para pemuja teori konspirasi yang anehnya tetap saja digandrungi oleh segelintir orang di Indonesia.

Baca Juga: Rahasia Diet Cristiano Ronaldo Agar Selalu Bugar, Cola-cola Tak Masuk Menu

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban yang penggemar berat sepak bola tersebut menginginkan ajang besar ini disaksikan langsung dengan riang gembira oleh rakyatnya, sebagai perayaan atas kedisiplinan mereka selama lockdown.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI