Suara.com - Matthijs de Ligt mengaku senang menerima kritik dari legenda Timnas Belanda, Marco van Basten. Bagi de Ligt, kritik dari seorang legenda adalah panduan bagi dirinya untuk terus berkembang mengasah kemampuan.
Kendati meraih kemenangan 2-0 atas Austria yang melempangkan langkah Belanda ke babak 16 besar Euro 2020 sebagai pemuncak Grup C, penampilan Oranje masih menjadi sasaran kritik dari sejumlah bekas pemain yang kini menjadi pandit atau analis di televisi.
Van Basten secara khusus mengkritik De Ligt, yang baru kembali tampil setelah cedera pangkal paha.
Menurut van Basten, de Ligt harus memperbaiki komunikasi serta refleknya dalam mengantisipasi bola. Ia juga menganalisis beberapa momen De Ligt yang dianggap kurang konsentrasi sepanjang laga.
Baca Juga: Alexander Isak, Aktor Utama di Balik Kemenangan Swedia atas Slovakia di Euro 2020
"Dia pengawal pertahanan dan harus belajar untuk lebih bisa memimpin. Anda harus bisa lebih tegas," kata Van Basten di sebuah stasiun televisi Belanda dilansir Antara dari Reuters, Jumat (18/6/2021).
"Dia hijrah ke Italia dan belajar untuk bertahan, tapi saya pikir dia belum memetik banyak pelajaran," sambungnya.
Kritik itu disambut positif oleh De Ligt yang sangat menghargai pendapat Van Basten dan menganggapnya sebagai masukan penting untuk terus berkembang.
"Saya senang ketika seseorang seperti Tuan van Basten mengatakan sesuatu, Anda harus mencoba menerima dan memahami maksudnya," kata De Ligt dalam jumpa pers Jumat.
"Dia berbicara tentang komunikasi. Kami terus berusaha melakukannya, tentu kami bisa lebih baik lagi. Kritik itu bukan sesuatu yang buruk, tapi justru bisa mengasah Anda," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Gara-gara Aksi Sikut Lovren, Kroasia Tertinggal Satu Gol dari Republik Ceko di Babak I
Kritik juga dilontarkan oleh mantan pemain Belanda lainnya, Rafael van der Vaart, yang menilai tim besutan Frank de Boer tidak memperlihatkan banyak perkembangan positif saat menghadapi Austria dibandingkan melawan Ukraina.
Di laga pertama melawan Ukraina, Belanda sempat membuang keunggulan dua gol dan nyaris kehilangan dua poin sebelum Denzel Dumfries mencetak gol dramatis penentu kemenangan.
"Pada akhirnya saya kecewa. Melawan tim sekelas Austria, Anda seharusnya menciptakan tujuh atau delapan peluang," katanya yang menjadi pandit di stasiun televisi NOS.
"Saya tidak melihat perkembangan signifikan. Ya, kami tidak memberi Austria kesempatan, tapi itu memang sudah sewajarnya ketika melawan tim yang lebih lemah," katanya melengkapi.
Di laga terakhirnya di Grup C, Belanda akan menghadapi tim debutan di Euro 2020, Makedonia Utara di Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Senin (21/6/2021).