Jelang Euro 2020: Mengenang Teknik Unik Eksekusi Penalti Antonin Panenka di Euro 1976

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 10 Juni 2021 | 18:50 WIB
Jelang Euro 2020: Mengenang Teknik Unik Eksekusi Penalti Antonin Panenka di Euro 1976
Tangkapan layar ketika gelandang Cekoslowakia Antonin Panenka mengeksekusi teknik penalti khasnya dalam adu penalti final Euro 1976 menghadapi Jerman Barat di Stadion Red Star, Belgrade, Yugoslavia (kini Serbia), pada 20 Juni 1976. (ANTARA/YouTube@UEFA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun menurut Panenka tendangan seperti itu bukan sebuah spekulasi, tetapi sudah melalui perhitungan dan uji coba berulang kali, baik dalam latihan maupun pertandingan resmi.

"Saya sering mempraktikkan tendangan penalti setelah sesi latihan di klub Bohemians Praha bersama penjaga gawang kami Zdenek Hruska," kata Panenka dalam suatu kesempatan wawancara dengan Radio Prague International.

"Terkadang supaya menarik, kami sering bertaruh traktir bir atau coklat," kenang Panenka yang lahir di Praha, 2 Desember 1948 itu.

Algojo penalti biasanya melepaskan tembakan keras ke arah kiri atau kanan gawang, agar bola tidak terjangkau kiper.

Kecepatan luncuran bola hasil tembakan seorang pemain profesioal bisa mencapai di atas 150 kilometer per jam.

Di antara pemain yang tendangannya sangat keras adalah Ronald Koeman yang pernah mencapai 188 kilometer/jam di Barcelona, Arjen Robben yang mencatat tendangan 190 km/jam saat memperkuat Real Madrid.

Bahkan kecepatan bisa melewati 200 km/jam, seperti yang dilakukan pemain Sporting Lisbon asal Brazil Ronny Heberson saat pertandingan melawan Naval pada 26 November 2006, yakni 210,8 km/jam.

Dengan luncuran bola yang begitu keras jika hanya dari jarak penalti 11 meter dan mengarah ke dekat tiang gawang, maka akan sulit bagi kiper untuk menjangkau bola jika ia harus melihat arah bola dulu sebelum bergerak.

Ketenangan dan kekuatan mental juga menjadi penentu sukses atau tidaknya seorang penendang atau pun sang kiper. Kiper harus punya insting yang kuat untuk memperkirakan arah bola begitu ditendang sang eksekutor, meskipun seringkali arah antisipasinya salah.

Baca Juga: Sergio Ramos Tinggalkan Real Madrid, Tradisi Kapten Los Blancos Terancam Putus

Panenka sendiri mengaku sudah mulai mencoba gaya tendangan penalti ini sekitar dua tahun sebelum Piala Eropa 1976, dan mempelajari gerak-gerik dan kebiasaan kiper dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI