Suara.com - Pemain timnas Brazil mengkritik keputusan terakhir CONMEBOL mengenai tuan rumah Copa America di tengah pandemi COVID-19, namun begitu mereka menyatakan akan bermain dalam turnamen yang akan kick off di Brasilia Minggu waktu setempat atau Senin (14/6/2021) WIB pekan depan.
Brazil secara mengejutkan dipilih sebagai penyelenggara Copa America setelah Kolombia dicoret menjadi tuan rumah karena kerusuhan sipil dan Argentina yang mundur karena melonjaknya kasus COVID-19.
Berbagai laporan di Brazil menyebutkan bahwa para pemain negeri itu marah karena tidak diajak konsultasi mengenai keputusan itu dan juga konsekuensinya kepada kesehatan masyarakat, bahkan sejumlah pemain mengutarakan tak mau berpartisipasi.
![Timnas Brasil merayakan kemenangan usai mengalahkan Bolivia di Copa America 2019, Sabtu (15/6/2019). [PEDRO UGARTE / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/06/15/64725-timnas-brasil.jpg)
Pemain Brazil berkata dalam sebuah postingan online Rabu pagi bahwa mereka tidak puas terhadap cara Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL) dalam membuat keputusan itu.
"Untuk banyak alasan, entah itu kemanusiaan atau profesional, kami tidak puas kepada cara Copa America ini ditangani oleh CONMEBOL," kata para pemain seperti dikutip Reuters.
"Semua fakta belakangan ini membuat kami yakin adanya proses yang tidak layak dalam mewujudkan (turnamen ini)."
Mereka menambahkan bahwa mereka tak penentangannya dijadikan isu politik dan mengaku tak pernah berpikiran untuk memboikot.
"Kami menentang organisasi Copa America tetapi kami tak akan pernah berkata tidak dalam bermain demi Brazil," kata mereka.
Pernyataan itu keluar setelah Brazil mengalahkan Paraguay 2-0 dalam laga kualifikasi Piala Dunia di Asuncion yang hasilnya membuat Brazil di ambang lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar.
Baca Juga: Barcelona Rekrut Sergio Aguero, Guardiola: Koeman Tidak Salah Pilih
Keputusan Presiden Brazil Jair Bolsonaro dalam memberikan lampu hijau untuk menjadi tuan rumah turnamen itu mengagetkan rakyat Brazil yang sudah kehilangan 476 ribu nyawa akibat COVID-19.