Suara.com - Bintang PSG Neymar dipastikan tidak akan kembali ke Barcelona di masa mendatang. Hal itu diungkapkan Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi, Senin (7/6/2021).
Khelaifi tidak menampik upaya keras Barcelona untuk membawa pulang mantan pemain bintangnya tersebut. Bahkan beberapa kali proposal dilayangkan, namun ditolak.
Di masa pandemi, kabar keinginan Barcelona membawa pulang Neymar sempat terdengar. Namun kondisi keuangan Barcelona menjadi faktor utama tidak akan terwujudnya keinginan klub pimpinan Joan Laporta tersebut.
Neymar sendiri baru-baru ini memperbarui kontraknya dengan PSG hingga 2025, yang pada dasarnya telah membunuh impian Barcelona untuk menyatukan kembali pemain Brasil itu dengan Lionel Messi.
Baca Juga: Tak Terima Messi Bertahan di Barcelona, Al-Khelaifi: Semua Pemain Hebat Ingin ke PSG
"Barcelona berusaha sangat keras untuk merekrut Neymar," kata Al-Khelaifi kepada L'Equipe.
"Jelas, kami menolak kemauan mereka," tegasnya.
“Saya pikir Barcelona memiliki masalah keuangan, tetapi itu bukan urusan kami. Barcelona selalu mencintai Neymar, dan itu bukan rahasia."
"Neymar tidak ingin pergi ke sana, meskipun dia tidak sepenuhnya beradaptasi dengan PSG atau kehidupan di Paris. Tetapi jika Anda memanggilnya sekarang, dia akan memberi tahu Anda bahwa dia bahagia di PSG."
Barcelona tercatat sebagai salah satu klub yang mengalami dampak paling besar dari pandemi COVID-19. Dilansir Marca, utang Barcelona mencapai 1,173 milar euro atau setara dengan Rp20,7 triliun.
Baca Juga: Momen Neymar Ditekel Fans Sendiri, Kaki Sampai Pincang
Dari angka di atas, 750 juta euro atau Rp13,2 triliun harus segera dilunasi dalam jangka pendek.
Badai finansial tentu menjadi masalah serius yang tidak bisa dianggap enteng oleh para petinggi Barcelona, khususnya sang presiden.
Sejak terpilih sebagai presiden, Laporta memeras otak untuk mengatasi masalah finansial tersebut, dan meminjam adalah salah satu solusi yang terpaksa direalisasi agar roda kehidupan klub tetap berjalan.
Barcelona dikabarkan mendapatkan pinjaman dari bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, sebesar 500 juta euro atau setara dengan Rp8,8 triliun.
Suntikan dana dari Goldman Sachs pun, sebagian, akan dijadikan modal untuk merestrukturasi utang klub. Dengan kata lain, Barcelona FC belum bisa bernapas lega.