Suara.com - Gara-gara keputusan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, sejumlah pemain Brasil menolak untuk bermain di Copa America. Hal itu diungkapkan pelatih Timnas Brasil, Tite.
Menurut Tite, sejumlah anggota skuad kecewa dengan keputusan Jair Bolsonaro dan memilih tidak bermain di Copa America dengan alasan keamanan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Copa America, turnamen antarnegara tertua di dunia, sedianya dimainkan tahun lalu tetapi tertunda karena pandemi COVID-19.
Seharusnya Copa America dilangsungkan di Kolombia dan Argentina tetapi kedua negara itu mundur. Kolombia mundur karena gelombang protes politik, sedangkan Argentina karena COVID-19.
Baca Juga: Pelatih Thailand Puji Semangat Juang Generasi Baru Timnas Indonesia
Pada 31 Mei 2021 kemarin, Brasil secara mengejutkan ditunjuk oleh CONMEBOL. Penunjukkan tersebut diterima oleh Bolsonaro.
"Terserah saya, dan semua menteri, termasuk menteri kesehatan, semuanya sudah diputuskan," kata Bolsonaro pada Selasa (1/6/2021).
Keputusan Bolsonaro ternyata membuat sebagian besar penggawa Tim Samba kesal. Kapten Brasil, Casemiro, tidak muncul pada konferensi pers yang dijadwalkan jelang Kualifikasi Piala Dunia melawan Ekuador.
"Para pemain memiliki pendapat yang sangat jelas, menentang (keputusan) presiden, tentang bermain di turnamen (Copa America)," kata Tite.
"Itulah alasan ketidakhadiran Casemiro hari ini," sambungnya seperti dikutip Marca, Jumat (4/6/2021)
Baca Juga: Timnas Indonesia Tampil Garang Lawan Thailand, Evan Dimas Beberkan Rahasianya
Seperti halnya Argentina, Brasil saat ini masih berjibaku menanggulangi COVID-19 yang berdasarkan data resmi sudah memakan korban 462.791 jiwa.
Pertandingan pertama Brasil di Copa America akan berlangsung pada 27 Juni melawan Ekuador. Namun waktu akan menentukan apakah kompetisi berlanjut, atau, jika ya, apakah pemain kunci seperti Casemiro akan tampil?
Laga pembukaan dijadwalkan berlangsung pada 13 Juni dan final pada 10 Juli, tetapi hingga saat ini belum ada kota maupun stadion definitif yang akan jadi tuan rumah, sementara jajaran panitia berjibaku untuk menyusun rencana agar 10 negara bisa terbang ke Brasil dan ambil bagian.