Suara.com - Nama Kylian Mbappe saat ini menjadi buah bibir di kalangan para petinggi Real Madrid. Sejak awal tahun 2021, pemain PSG itu kerap dikabarkan akan pindah ke Santiago Bernabeu.
Tapi, tahukah Anda jika ini bukan pertama kalinya nama Mbappe diributkan di Bernabeu? Pada tahun 2014, Real Madrid sangat tertarik pada Mbappe yang ketika itu berusia sekitar 15 tahun.
Ketika itu, Mbappe bahkan diajak untuk mengunjungi fasilitas Real Madrid dan diberi kesempatan bertemu dengan bintang El Real, Cristiano Ronaldo. Ronaldo adalah pemain idola Mbappe.
Selain Ronaldo, Mbappe juga bertemu dan menghabiskan waktu bersama pelatih Madrid ketika itu, Zinedine Zidane. Namun pada akhirnya Mbappe gagal merapat ke Madrid dan memilih tetap di Prancis.
Baca Juga: Teken Kontrak Baru, Lucas Vazquez Bertahan di Real Madrid Hingga 2024
Menurut Mbappe, orang tua menjadi faktor utama dalam keputusannya saat itu. Orang tua Mbappe menginginkan dirinya berkarier di Prancis.
“Orang tua saya ingin saya memulai karier saya di Prancis, untuk dididik di Prancis,” ungkap Mbappe saat wawancara dengan L'Obs yang dimuat Marca, Kamis (3/6/2021).
"Tidak hanya untuk bermain sepak bola, tetapi juga untuk melanjutkan pendidikan saya. Untuk pergi ke Spanyol, bahkan jika itu dengan Zidane, itu adalah negara lain, budaya lain..."
Namun dalam wawancara tersebut, Mbappe enggan membahas masa depannya di PSG. Sebagaimana diketahui, kontrak Mbappe saat ini akan berakhir pada 2022.
Artinya, PSG punya dua pilihan, memperpanjang kontrak atau menjual Mbappe. Karena di akhir musim depan Mbappe akan berstatus bebas transfer.
Baca Juga: Carlo Ancelotti: Eden Hazard dan Gareth Bale Andalan Real Madrid Musim Depan
Mbappe sendiri sudah ditawari perpanjangan kontrak, namun masih belum memutuskan.
“Saya selalu ingin membuat tantangan bagi diri saya sendiri, karena itu membuat Anda tidak santai,” kata Mbappe seakan memberi sinyal soal keinginannya bermain di klub lain.
"Berada di lapangan memberi saya semangat, begitulah cara saya mengasah kedewasaan. Berkat itu, saya memiliki energi untuk menghadapi aspek lain dari sepak bola."