Suara.com - Pelatih Timnas Jerman, Joachim Low membuat kejutan ketika beberapa waktu lalu mengumumkan bayangan skuad Die Mannschaft yang akan dia bawa ke Euro 2020. Pelatih berusia 61 tahun itu memanggil lagi pemain senior Mats Hummels dan Thomas Muller, yang sejatinya sudah dicoretnya dari skuad beberapa tahun lalu.
Kedua pemain senior itu adalah bagian dari skuad Jerman yang memenangkan Piala Dunia 2014 di Brasil, pencapaian tertinggi Low selama melatih negaranya.
Tadinya Hummels dan Muller sudah disingkirkan dari skuad pada 2019, karena Low ingin menghadirkan para pemain muda. Namun dia harus mengakui, eksperimennya itu gagal.
Low menyadari bahwa popularitasnya di kalangan penggemar sepakbola Jerman telah memudar beberapa tahun terakhir ini, terutama karena penampilan Timnas Jerman makin lama makin buruk, sekalipun banyak pemainnya yang bergabung dengan klub-klub papan atas Eropa.
Baca Juga: Jerman Umumkan Skuad untuk Euro 2020, Lini Depan Jadi Sorotan
Di Piala Dunia 2018 lalu misalnya, Jerman sebagai juara bertahan gagal melaju ke fase gugur alias hanya bisa sampai fase grup.
Yang pasti, nama Hummels dan Muller dipastikan ada dalam skuad akhir Timnas Jerman berisikan 26 pemain untuk Euro 2020, yang dirilis Low di deadline pendaftaran skuad UEFA hari ini.
Well, bisakah Mats Hummels dan Thomas Muller sekarang membangkitkan semangat dan kreativitas baru di tim Die Mannschaft? Banyak pengamat sepakbola masih meragukannya.
Banyak Bintang Jerman Main di Luar Negeri
Bulan Maret lalu, Low mengumumkan keputusannya untuk berhenti dari Timnas Jerman setelah turnamen Euro 2020. Penggantinya juga sudah disiapkan; Hansi Flick yang sebelumnya melatih Bayern Munich. Karena itu, fokus utama saat ini adalah untuk tampil prima di Euro.
Baca Juga: Mancini Rilis Skuad Italia untuk Euro 2020, Dua Pemain Sedang Cedera
Secara individual, para pemain Jerman termasuk yang terbaik di dunia. Laga final Liga Champions baru-baru ini membuktikannya, ketika Chelsea mengalahkan Manchester City 1-0 dalam All-English Final.
Gol kemenangan untuk Chelsea dicetak gelandang serang muda Jerman, Kai Havertz, yang bertugas menyokong pemain Jerman lain di klub London Barat itu, Timo Werner.
"Pertandingan di level tertinggi seperti itu akan membantu memajukan setiap pemain. Itu adalah momen yang luar biasa buat Jerman juga," kata Low mengomentari laga final Liga Champions akhir pekan lalu, seperti dimuat DW Indonesia --jaringan Suara.com, Rabu (2/6/2021).
Tetap Ingin Unjuk Gigi
Timnas Jerman sendiri tergabung di grup neraka pada Euro 2020 bersama Prancis, Hungaria, serta juara bertahan Piala Eropa Portugal.
Pertandingan pertama Jerman di Euro nanti adalah melawan Prancis pada 16 Juni 2021, yang akan digelar di Allianz Arena, Munich.
Meski demikian, laga uji coba Kamis (3/6/2021) dini hari WIB nanti adalah tes pertama, dan mungkin yang terpenting bagi armada Joachim Low.
Jerman akan menantang Denmark di Tivoli Stadion Tirol, Innsbruck, Austria. Memang Jerman akan tampil tanpa beberapa pemain utama melawan Kasper Schmeichel dan kawan-kawan.
Havertz, Werner dan Rudiger yang bermain di Chelsea masih perlu beristirahat, begitu juga Ilkay Gundogan yang bermain untuk Manchester City.
Sedangkan pemain tengah andalan, Toni Kroos (Real Madrid) harus melakukan karantina 14 hari setelah hasil tes positif COVID-19.
Pertandingan persahabatan melawan Denmark ini memang tidak akan memberikan gambaran lengkap tentang kekuatan Jerman. Namun, Joachim Low tetap ingin timnya unjuk gigi.
"Saya berharap tim saya mempertaruhkan segalanya, mengatur nada sepakbola dan menunjukkan bahwa kami adalah tim yang bersemangat, yang berjuang dengan gigih untuk menang," tukas sang juru taktik jelang laga Jerman vs Denmark.
Setelah menghadapi Denmark dini hari nanti, Jerman akan melakoni satu laga uji coba lagi pada 8 Juni sebelum melakoni pertandingan pertama mereka di Euro.
Jerman akan menjamu Latvia di Merkur Spiel-Arena, Dusseldorf, yang akan jadi kesempatan terakhir Low untuk mematangkan tim.