Terkait pemilihan line-up ini, Guardiola sendiri melontarkan pembelaannya.
Pelatih berkepala plontos itu mengaku melakukan apa yang ia rasa benar, dengan menumpuk pemain kreatif ataupun pemain-pemain yang lebih berorientasi menyerang di starting XI-nya, meski nyatanya The Citizens justru malah kesulitan menciptakan peluang meski punya banyak attacker di lapangan hijau.
"Tak masalah orang bilang apa, saya melakukan apa yang saya rasa merupakan keputusan terbaik tentang pemilihan tim," ketus Guardiola seperti dimuat Tribal Football, Senin (31/5/2021).
"Ambisi kami sekarang adalah untuk istirahat, namun bersiap untuk musim depan. Ini pertama kalinya kami (Manchester City) tampil di panggung ini (final Liga Champions). Semoga kami bisa berada di sini lagi di masa depan," sambung mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich itu.
"Ini musim yang luar biasa bagi kami. Ini, lawan Chelsea adalah sebuah laga yang ketat. Kami punya peluang. Kami main baik di babak kedua, kami berani, namun tidak bisa memanfaatkan peluang karena mereka sungguh kuat. Para pemain luar biasa, mungkin suatu hari kami akan kembali di final Liga Champions,"
Menyinggung kembali perihal susunan pemainnya, Guardiola merasa penting untuk punya 'inspirasi' dan 'kualitas' menghadapi pertahanan gerendel Chelsea.
"Ada tiga atau empat momen dengan umpan silang dari pinggir lapangan, namun kami tidak menuntaskannya jadi gol," tuturnya.
"Saya melakukan yang terbaik untuk memilih tim ini. Layaknya musim lalu kontra Olympique Lyon, layaknya kontra PSG dan (Borussia) Dortmund."
"Saya memilih susunan terbaik untuk memenangkan laga, para pemain tahu itu. Saya rasa Gundogan bermain bagus, luar biasa. Kami nyaris mendobrak garis pertahanan mereka di babak pertama, dan di babak kedua kami lebih baik. Tapi ini memang laga yang ketat," tutup Guaridola.
Baca Juga: Guardiola Gagal Menangi Liga Champions karena Dikerjai Dukun Afrika, Benarkah?