Suara.com - Penyerang Manchester United, Marcus Rashford mendapat pelecehan rasial usai timnya kalah dari Villarreal dalam laga final Liga Europa 2020/2021, Kamis (27/5/2021).
Pesepakbola 23 tahun itu membagikan keresahannya lewat media sosial. Dia menyebut puluhan hinaan rasial telah dia terima pasca Man United kalah.
"Setidaknya terdapat 70 penghinaan rasial di akun sosial media saya. Bagi mereka yang bekerja untuk membuat saya merasa lebih buruk dari yang sudah saya lakukan, semoga berhasil," tulis Rashford di Twitter.
Parahnya, salah satu pelaku pelecehan rasial terhadap Rashford adalah seorang guru matematika. Dia mengirim emotikon monyet lewat pesan langsung (direct message/DM) di Instagram.
Baca Juga: Manchester United Gagal Juara, Solskjaer Ogah Salahkan De Gea
"Saya lebih marah karena salah satu pelaku yang meninggalkan banyak emotikon monyet di DM saya adalah seorang guru matematika," tulis Rashford.
"Dia mengajari anak-anak !! Dan tahu bahwa dia dapat dengan bebas melakukan pelecehan rasial tanpa konsekuensi."
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Miejski, Gdansk, Polandia itu, Marcus Rahsford bermain penuh selama 120 menit dan turut menjadi algojo penendang penalti.
Manchester United sendiri kalah dari Villarreal dengan skor 10-11 lewat drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Rashford mengaku sangat kecewa dengan kegagalan Manchester United merengkuh gelar Liga Europa. Namun dia percaya Setan Merah berada di jalan yang benar dalam proses membangun kembali skuad juara di masa mendatang.
Baca Juga: Villarreal Juara Liga Europa, Spanyol Punya Lima Wakil di Liga Champions
"saat Ole [Gunnar Solskjaer] menukangi tim ini, itu adalah sebuah proses. Kami percaya pada proses dan ini bukanlah akhir dari proses," kata Rashford dikutip dari laman resmi UEFA.
"Hanya karena kami kalah hari ini, saya berjanji kepada para penggemar bahwa kami tidak akan menyerah."
"Kami sudah dekat [untuk jadi juara], saya berjanji kami sudah dekat, tapi dekat saya tidaklah cukup," tambahnya.