Dokter Diego Maradona Hadapi Dakwaan Pembunuhan Berencana

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 20 Mei 2021 | 20:23 WIB
Dokter Diego Maradona Hadapi Dakwaan Pembunuhan Berencana
Foto Diego Maradona saat memperkuat Barcelona yang di pajang di Musim FC Barcelona. Sang legenda Argentina Maradona meninggal dunia meninggal dunia Rabu (25/11/2020), karena serangan jantung di Buenos Aires. LLUIS GENE / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tujuh orang termasuk dokter pribadi Diego Maradona tengah dalam menyelidikan terkait kematian sang legenda sepakbola Argentina itu pada November 2020 lalu.

Para terdakwa, termasuk ahli bedah saraf Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov dan psikolog Carlos Diaz, kini menghadapi dakwaan pembunuhan berencana.

Apabila terbukti bersalah, para terdakwa terancam hukuman delapan hingga 25 tahun penjara sebagaimana dilansir Antara, Kamis (20/5/2012).

Kantor Kejaksaan Agung San Isidro, yang memimpin penyelidikan, mengatakan dakwaan tersebut didasarkan pada temuan dewan ahli atas kematian Maradona akibat serangan jantung tahun lalu.

Baca Juga: 20 Ahli Kesehatan Berdebat Soal Kematian Maradona, Polisi Menunggu Bukti

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa ikon sepak bola itu menerima perawatan medis yang tidak memadai dan dibiarkan untuk "periode yang menyakitkan dan berkepanjangan" sebelum kematiannya, yang terjadi hanya beberapa pekan setelah menjalani operasi otak pada pembekuan darah.

"Setelah begitu banyak ketidakadilan, kasus ini menjadi jelas," kata sumber tersebut kepada AFP.

Terdakwa dilarang meninggalkan negara itu dan harus hadir sebelum penyelidikan antara 31 Mei-14 Juni.

Proses hukum tersebut diawali oleh pengaduan yang diajukan oleh dua dari lima putri Maradona terhadap Luque, yang mereka salahkan atas kondisi ayah mereka yang memburuk setelah operasi otak.

Jaksa yakin kematian Maradona bukanlah akibat malpraktek atau kelalaian dokternya, tetapi mereka tahu mantan bintang sepak bola itu akan mati dan tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.

Baca Juga: 5 Potret Hot Tamara Gorro, Istri Ezequiel Garay yang Gairah Seksnya Menurun

Jaksa mendapatkan serangkaian pesan dan audio yang menunjukkan tim medis mengetahui bahwa Maradona mengkonsumsi alkohol, obat psikiatri dan ganja dalam beberapa bulan terakhir dalam hidupnya.

Dalam kesimpulan laporan itu, dewan medis juga mengatakan bahwa "tanda-tanda risiko hidup" yang ditunjukkan oleh mantan bintang Napoli dan Barcelona itu diabaikan, dan bahwa perawatan dalam beberapa pekan terakhirnya "terganggu oleh penyimpangan".

Tuduhan atas kematian Maradona terjadi bersamaan dengan kasus lain, yakni perihal warisan yang disengketakan, yang melibatkan lima anaknya, saudara laki-lakinya dan Matias Morla, mantan pengacaranya.

Maradona adalah idola bagi jutaan orang Argentina setelah dia menginspirasi negara Amerika Selatan itu untuk meraih kemenangan Piala Dunia kedua mereka pada 1986.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI