Suara.com - Tottenham Hotspur mengikuti langkah Chelsea dengan melibatkan elemen suporter dalam kebijakan manajemen klub itu, sebagai buntut dari polemik keikutsertaan mereka mendirikan Liga Super Eropa bulan lalu.
"Kami mendapat pelajaran dari kejadian belakangan ini dan telah meninjau keterlibatan suporter sebagai prioritas," demikian pernyataan yang dirilis laman resmi Tottenham seperti dimuat Antara, Selasa (11/5/2021).
"Sebagai tindak lanjut, kami akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk membentuk Panel Penasihat Klub, yang terdiri dari perwakilan terpilih dari berbagai daerah basis penggemar yang inklusif dan mencerminkan keberagaman," tulis pernyataan yang sama.
Ketua panel tersebut akan ditunjuk setiap tahun sebagai anggota penuh non-eksekutif Dewan Klub.
Baca Juga: Siap Lepas Riqui Puig dan Pjanic, Barcelona Incar Jorginho dari Chelsea
Kriteria dan proses pemilihan Panel Penasihat Klub itu nantinya akan dirumuskan bersama-sama antara Tottenham dengan para suporternya, agar memenuhi aspek keterwakilan.
Di sisi lain, Tottenham juga menyatakan kekecewaan atas belum berlangsungnya pertemuan antara pihak klub dengan dewan pimpinan kelompok suporter, THST.
THST belum lama ini meminta manajemen klub yang saat ini menjabat untuk mengundurkan diri sebagai langkah kekecewaan mereka atas langkah gegabah terlibat dalam pendirian Liga Super Eropa.
Tottenham bersama lima klub Inggris lainnya, tiga klub Spanyol dan tiga klub Italia pada 18 April mengumumkan pendirian Liga Super Eropa, sebuah kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions.
Namun, di tengah derasnya gelombang kritik dari masyarakat sepak bola dan suporter masing-masing klub, Tottenham beserta lima klub Inggris lainnya memutuskan mundur dari inisiatif tersebut, yang belakangan diikuti Atletico Madrid, AC Milan dan Inter Milan.
Baca Juga: Serang Presiden Real Madrid, Tebas: Perez Tak Mau Kalah, Kaya Tak Tahu Saja
UEFA baru-baru ini menyatakan sembilan klub yang sepakat mundur dari Liga Super Eropa hanya akan dikenai sanksi berupa denda dan pengurangan hak pendapatan kompetisi Eropa, tanpa larangan tampil di Liga Champions, Liga Europa maupun Liga Conference.