Suara.com - Presiden La Liga Javier Tebas angkat bicara tentang Presiden Real Madrid Florentino Perez yang hingga kini menolak untuk keluar dari European Super League (ESL) atau Liga Super Eropa.
Dalam acara Europa Press yang dilansir Marca, Tebas menyinggung berbagai tema topikal, termasuk VAR dan Liga Super Eropa.
“Florentino Perez tidak pernah mau kalah, kaya tidak tahu saja,” kata Tebas, Selasa (11/5/2021).
"Ini bukan masalah pribadi, hanya saja kami memiliki ide yang berbeda tentang sepak bola."
Baca Juga: Levante Vs Barcelona: Akankah Dewi Fortuna Bersama Messi Cs Kali Ini?
"Di balik semuanya adalah Gianni Infantino, presiden FIFA, mendorong, mengatakan sesuatu ..."
Tebas menegaskan, meski keduanya berada di sisi berlawanan tentang Liga Super Eropa, ini bukan tentang dirinya berseteru dengan Perez. Akan tetapi tentang integritas sepak bola.
"Bagi saya ini bukan pertarungan melawan Perez, jujur saja. Ini pertarungan untuk ekosistem sepak bola Eropa," kata Tebas di acara yang digelar di Madrid itu.
"Yang saya maksud adalah dia pria yang jarang Anda dengar mengakui bahwa dia salah."
Di mata Tebas, Perez melakukan kesalahan dengan mengusung Liga Super Eropa, terutama soal klaimnya bertindak sebagai penyelamat sepak bola.
Baca Juga: Messi dan 5 Pemain Barcelona Terancam Skorsing, Koeman Menolak Pusing
"Dia membantah dirinya sendiri beberapa kali: dia berbicara tentang COVID tetapi kemudian mengatakan dia telah menangani ini selama tiga tahun," kata Tebas.
"Yang paling membuat saya kesal adalah mereka mengaku melakukannya untuk menyelamatkan sepak bola."
"Jika itu masalahnya, mengapa begitu rahasia? Mereka telah merencanakan Liga Super selama 20 tahun dan kita semua tahu itu akan menjadi bencana."
Bersama Juventus dan Barcelona, Real Madrid termasuk dalam tiga klub yang hingga kini menolak menyerah soal penyelenggaraan Liga Super Eropa.
Sementara sembilan dari 12 klub "pendiri" telah membatalkan keikutsertaan dari kompetisi kontroversial tersebut.
Big six Liga Primer Inggris, AC Milan, Inter Milan, dan Atletico Madrid setuju berintegrasi kembali dengan UEFA dan berjanji tak akan mengikuti kompetisi di luar naungan badan tertinggi sepak bola Eropa tersebut.
Sebagai hukuman, sembilan klub di atas diwajibkan membayar denda kolektif sebesar 15 juta euro.