Suara.com - Langkah Manchester United di Piala FA 2020/2021 hanya bisa sampai perempatfinal. Setan Merah gagal mengulangi pencapaian lolos ke semifinal di Wembley seperti musim lalu, setelah dilibas tuan rumah Leicester City, Senin (22/3/2021) dini hari WIB.
Bermain di King Power Stadium, Manchester United takluk 1-3 setelah bermain melempem di sepanjang laga.
Mason Greenwood memang sempat menyamakan skor untuk Manchester United sebelum half-time usai gol Kelechi Iheanacho.
Akan tetapi, Setan Merah kepayahan di babak kedua dalam meladeni permainan cepat Leicester besutan pelatih Brendan Rodgers.
Baca Juga: Hasil Undian Semifinal Piala FA: Chelsea Hadapi Manchester City
Manchester United kebobolan dua gol lagi di paruh kedua, masing-masing dari Youri Tielemans dan Iheanacho.
Well, setelah kalah beruntun dalam empat laga semifinal terakhir di kompetisi piala, yang sudah berlangsung sejak musim lalu, kini pencapaian Manchester United memang lebih buruk, hanya bisa mencapai babak delapan besar Piala FA.
Tak ayal, sorotan kembali tertuju pada Solskjaer. Publik lagi-lagi meragukan pelatih berpaspor Norwegia itu adalah sosok yang tepat untuk membawa Manchester United meraih trofi demi trofi.
Sejak ia membesut Manchester United pada akhir 2018, yang diawali peran sebagai pelatih interim hingga akhirnya jadi pelatih tetap, Setan Merah memang belum juga meraih trofi major.
Terakhir kali Manchester United meraih gelar adalah pada 2017 silam, yakni Liga Europa saat tim masuh ditangani Jose Mourinho.
Baca Juga: Leicester City Vs MU: Kalah 3-1, Setan Merah Tersingkir dari Piala FA
Untuk kampanye 2020/2021 ini sendiri, Manchester United asuhan Solskjaer tersingkir di semifinal Piala Liga Inggris dan perempatfinal Piala FA.
Sementara di liga domestik, hampir bisa dipastikan jika pencapaian maksimal Setan Merah hanyalah runner-up Liga Inggris.
Satu-satunya harapan meraih gelar praktis hanya tinggal dari Liga Europa, kompetisi yang sejatinya diikuti Manchester United setelah mereka tersingkir di fase grup Liga Champions musim ini. Armada Solskjaer telah mencapai babak perempatfinal Liga Europa.
Well, untuk kekalahan memalukan 1-3 lawan Leicester, Solskjaer mencoba memberikan alibinya. Pelatih berusia 48 tahun itu mengakui timnya tampil di bawah standar di markas Leicester.
Ia berkilah, kali ini penyebabnya adalah partai tandang leg kedua 16 besar Liga Europa kontra AC Milan tengah pekan lalu di Italia, yang menurutnya sangat menguras tenaga para penggawa Manchester United.
"Kami tidak memiliki percikan malam ini - tetapi itu bisa dimengerti. Tim ini luar biasa dalam tiga atau empat bulan terakhir," buka Solskjaer seperti dikutip dari BBC.
"Kami bermain setiap tiga hari dan dalam performa yang bagus. Namun, kami akhirnya dikejar oleh semua pertandingan dan perjalanan. Kami akhirnya merasakan efeknya," kilahnya.
"Kamis malam di Milan adalah malam yang besar dan membuat fisik kami sangat terkuras. Kami tidak memiliki tenaga ekstra, otoritas, dan kepercayaan diri hari ini," kata pria yang dijuluki 'Si Pembunuh Berwajah Bayi' saat masih aktif sebagai pemain itu.
"Inilah efek dari bermain setiap tiga hari non-stop. Sangat tidak ideal, kami merasakan efeknya," celoteh Solskjaer.
Solskjaer kembali menyoroti padatnya jadwal yang harus dijalani timnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap performa Harry Maguire dan kawan-kawan di King Power Stadium.
"Kami mencoba mengambil inisiatif dan memulai laga dengan baik karena terkadang Anda bisa mendapatkan dorongan adrenalin serta kepercayaan diri jika Anda mencetak gol cepat. Itu dapat membawa Anda melewati batas," kata Solskjaer.
"Tapi, itu malah jadi bumerang buat kami pada laga kali ini," imbuh eks pelatih Molde dan Cardiff City itu.
"Kami memiliki terlalu banyak pemain yang telah memainkan terlalu banyak pertandingan dan beberapa lain kebalikannya, banyak yang jarang bermain. Anthony Martial, Donny van de Beek, Paul Pogba dan lainnya mencoba untuk masuk tetapi mereka tidak sering bermain. Kami tidak cukup kuat untuk melawan tim yang tangguh." tandasnya.