Suara.com - Pemprov DKI Jakarta memeringati 127 tahun kelahiran MH Thamrin dengan mengenang perjuangan sang Pahlawan Nasional itu dari sisi sepakbola secara daring pada Selasa (16/2/2021).
Acara peringatan 127 tahun kelahiran MH Thamrin ini bertajuk 'Dari VIJ Sampai MH Thamrin Stadium, Dari MH Thamrin Sampai Anies Baswedan: Sepak Bola dan Gerakan Kebangsaan'.
VIJ alias Voetbal Indonesia Jakarta merupakan cikal bakal klub sepakbola ibukota yakni Persija Jakarta, yang didirikan MH Thamrin pada 1928.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan ingin jasa MH Thamrin untuk bangsa Indonesia lewat sepakbola tidak dilupakan begitu saja. Pasalnya, ia membawa semangat persatuan lewat sepakbola.
Baca Juga: Evan Dimas Berpeluang Tinggalkan Persija Demi Karier di Luar Negeri
Saking senangnya dengan sepakbola, Thamrin pernah mengeluarkan uang pribadinya sebesar 2000 gulden demi membangunkan VIJ stadion berstandar Internasional di Petojo, Jakarta Barat.
Saat stadion selesai dibangun, dia membawa Presiden Soekarno --yang baru bebas dari penjara Sukamiskin-- ke lapangan VIJ sebagai tanda telah kembalinya sang proklamator ke tengah lapangan pergerakan nasional.
Kostum VIJ pun ketika itu berwarna merah putih. Semangat persatuan yang diintroduksi Thamrin itu dibawa VIJ, sehingga mempelopori lahirnya PSSI. Ketika itu, sepakbola menjadi simbol nasionalisme dan itu semua berkat Thamrin.
“MH Thamrin, putra bangsa, pribadi yang peduli dan selalu terlibat dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tokoh Betawi dan Pahlawan Nasional ini terutama bagi sejarah Persija dikenal karena keseriusannya saat membangun olahraga sepakbola," kata Anies mengawali sambutannya dalam acara tersebut yang disampaikan secara virtual.
"Ia mendorong klub-klub sepak bola di Jakarta bersatu dalam perkumpulan VIJ. Persatuan ini bagian dari semangat Sumpah Pemuda 1928 yang dibawanya dan dimanifestasikan dalam olahraga sepak bola Jakarta."
Baca Juga: 19 Tahun Bela Persija, Ismed Sofyan Ungkap Pertandingan Paling Berkesan
"Semangat persatuan ini pula yang dibawa VIJ sebagai perkumpulan yang mendorong lahirnya PSSI. Jadi sepak bola di Jakarta tidak lepas dari pergerakan nasional mencapai kemerdekaan,” ungkap Anies.
Oleh sebab itu, sebagai bagian dari sejarah Pemprov DKI, perjuangan MH Thamrin bakal diteruskan. Dedikasinya terhadap perkembangan sepakbola Tanah Air pun jadi salah satu inspirasi pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
"Alhamdulillah sejarah sepak bola kita yang besar dan luar biasa itu yang telah di mulai dengan peran Thamrin membangunkan lapangan sepak bola VIJ tahun 1930-an, sekarang sebagai proses sejarah masih terus melanjut serta menjadi inspirasi kita untuk membangun stadion baru Jakarta Internasional Stadium (JIS)," lanjut Anies.
Anies berharap nantinya JIS jadi puncak perjalanan sepakbola di Tanah Air khususnya Jakarta. Ia menyebut nantinya JIS bakal jadi cerminan perjuangan MH Thamrin dalam mempererat persatuan lewat sepakbola.
"Kita harus ingat bahwa stadion baru ini bukan hanya sebuah bangunan, tetapi cermin sebuah perjuangan panjang, semangat kebangsaan, dan insyallah akan memberi manfaat bagi kita bersama," pungkasnya.
Acara 127 tahun MH Thamrin juga diisi talk show dengan tema “Sepakbola dan Gerakan Kebangsaan”. Hadir sebagai narasumber adalah filmmaker yang banyak membuat film tentang sepakbola, Andi Bachtiar, dan sejarawan JJ Rizal.
Ikut juga Arnold Kindangen, Corporate Communication & Commercial PT Jakarta Propertindo. Pemandu acara adalah Usamah Abdul Aziz, Ketua Yayasan Jakarta maju Bersama (JMB).
"Jakarta memiliki sejarah sepak bola yang panjang dan uniknya berkait erat dengan gerakan politik mencapai Indonesia merdeka. Ini karena klub-klub sepak bola itu lahir di alam kolonial yang deskriminatif," ujar JJ Rizal.
"Tetapi, terutama juga karena para pendiri bangsa kita itu gibol atau gila bola. Mereka menanamkan di lapangan sepak bola nilai-nilai nasionalisme,” tambahnya.
Acara ditutup dengan penyerahan foto-foto bersejarah perkembangan sepakbola Jakarta selama hampir seratus yang dicetak dalam 11 panel blok ukuran 1.5 m x 2.5 m.
Penyerahan dilakukan oleh Kojek sebagai Ketua Yayasan Kawan Patjar Koening bersama Usamah Abdul Azis sebagai Ketua Yayasan Jakarta Maju Bersama kepada Arnold Kindangen yang mewakili PT Jakarta Propertindo.