United memang tidak miskin peluang karena beberapa kali nyaris menciptakan gol. Tetapi seperti ada pola yang entah sudah menjadi standar, entah itu hambatan mental atau bahkan kutukan.
Bagaimana tidak, dalam tiga bulan terakhir mereka bermain 0-0 melawan Chelsea, 0-0 lagi dengan Liverpool, juga 0-0 saat ditantang City, dan kini kembali 0-0 saat dijamu Arsenal itu.
Total, sudah enam jam MU bertanding tanpa mencetak satu pun gol melawan keempat raksasa liga.
Terutama setelah kalah 1-2 melawan Sheffield, hasil 0-0 melawan Arsenal sungguh tidak membantu karena sama saja dengan membiarkan Manchester City kian kuat mencengkeram puncak klasemen.
Kurang Ngotot
Memang tidak adil menyorot penampilan mengecewakan dalam dua pertandingan terakhir, jika melihat bagaimana tim asuhan Solskjaer merangkak dari tengah klasemen ke empat besar sampai memuncaki klasemen selama beberapa hari.
Namun tetap saja itu tak menghilangkan fakta ada yang hilang dari United, yakni ambisi dan kengototan untuk terus menang yang malah kini konstan diperlihatkan tetangganya, Manchester City.
Jika dibandingkan dengan masa keemasan era Sir Alex Ferguson di mana semua pemain, mulai dari mereka yang menjaga sepertiga pertama lapangan sampai yang bertugas menghunus pedang gol di sepertiga akhir lapangan, yang sama ngototnya untuk menang dan tak mau kebobolan, tim United kali ini gagal memperlihatkan kemerataan dalam ketajaman seperti itu.
Solskjaer yang adalah didikan Sir Alex berusaha memulihkan era sang mentor dengan mengembalikan ciri otentik skuad United, tetapi tidak terlalu berhasil dalam menghadirkan gelandang-gelandang perkasa, terutama yang mengisi kedua sayapnya.
Baca Juga: Gara-gara Potong Rambut, Pemain Mahal Newcastle Terancam Sanksi
Ketidakhadiran pemain sayap yang kuat dan konstan mendikte lapangan ini acap memaksa United tampil pragmatis melawan tim-tim seperti Manchester City dan Liverpool yang berkiblat kepada mazhab sepak bola menyerang.