Suara.com - Macam-macam usulan telah disampaikan 18 klub peserta Liga 1 kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator terkait kompetisi, Jumat (16/1/2021). Selain ingin musim 2020 batalkan, ada masukan agar kompetisi 2021 tak memakai sistem degradasi.
Salah satu tim yang mengusulkan hal tersebut adalah Persik Kediri. Pandemi Covid-19 yang ada saat ini membuat banyak klub 'terluka' dan mati-matian bertahan dalam krisis finansial lantaran minimnya pemasukan selama kompetisi terhenti.
"Kami usulkan, format kompetisi dibuat tanpa degradasi. Pandemi [Covid-19] mereset banyak hal," kata Presiden Persik, kata Abdul Hakim Bafagih, dalam rilisnya, Sabtu (16/1/2021).
"Jadi, kurang pas apabila ada sistem degradasi. Biarkan klub-klub pulih terlebih dahulu," ia menambahkan.
Baca Juga: Setuju Liga 1 2020 Dihentikan, Persija Tunggu Keputusan PSSI
Lelaki yang juga anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai PAN itu mengusulkan, Liga 1 2021 dimulai paling cepat Juli tahun ini. Pertimbangannya adalah proses vaksinasi yang mulai berjalan dan tren pandemi Covid-19 yang masih tinggi.
Selain itu, ia juga meminta segala tuntutan pemain dan pelatih akibat ketidakjelasan Liga 1 2020 menjadi tanggung jawab PSSI dan PT LIB
Usulan terakhir, Persik meminta rapat umum pemegang saham (RUPS) 2021 segera dilaksanakan. Agendanya, membahas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan PT LIB dan proyeksi ke depan.
"Menurut kami, perlu ada evaluasi terhadap nilai kontrak sponsor kepada LIB. Karena kita layak menaikkan nilainya," pungkasnya.
Sebagai informasi, kompetisi sepakbola profesional Indonesia sudah terhenti sejak Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 yang menghantam Tanah Air.
Baca Juga: Setuju Degradasi Dihapus, Bhayangkara Usul Liga 1 2021 Bergulir Juni
PSSI dan PT LIB sempat berencana untuk melanjutkan kompetisi pada Oktober 2020, tetapi hal itu urung terwujud lantaran izin keramaian dari pihak kepolisian tak kunjung keluar.
Hingga tahun berganti, PSSI dan PT LIB masih mengusahakan agar kompetisi bisa kembali bergulir dan ditargetkan mulai digelar pada Februari 2021. Namun, rencana itu terancam gagal karena izin dari kepolisian tak juga didapatkan.