Suara.com - Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak diduga jatuh di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta, setelah sempat hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2021).
Kecelakaan pesawat tak hanya terjadi pada penerbangan komersial. Dunia olahraga, khususnya sepakbola juga tak lepas dari bencana yang kerap menewaskan banyak nyawa tersebut.
Menyadur New York Times, Sabtu (9/1/2021), setidaknya terdapat lima kecelakaan pesawat yang menimpa tim-tim sepakbola dari berbagai belahan dunia. Semuanya terjadi di atas tahun 1940.
1949 - Torino
Baca Juga: Jadwal Liga Italia Pekan ke-17, Ada Duel Milan vs Torino dan Roma vs Inter
Sebuah pesawat Fiat yang membawa 31 orang menabrak puncak gunung di luar Turin, Italia, pada 4 Mei, menewaskan 22 anggota Torino.
Kecelakaan itu mengguncang negara dan ibu kota wilayah Piedmont di Italia utara tersebut. Padahal, Torino saat itu dianggap sebagai salah satu yang terbaik di masanya.
Kecelakaan itu dianggap sebagai salah satu tragedi terburuk dalam sejarah olahraga Italia. Efek psikologis pada sepak bola Italia terasa begitu kuat. Bahkan, ada buku berjudul "The Day Italian Football Died" yang merinci kecelakaan itu
1958 - Manchester United
Pada 6 Februari, sebuah pesawat yang membawa tim Manchester United jatuh saat lepas landas dari bandara Munich. Dari 44 orang di dalamnya, 23 meninggal, termasuk delapan pemain dan delapan jurnalis.
Baca Juga: Usai Napoli vs Torino, Gattuso Ungkap Penyakitnya: Tenang, Saya Masih Hidup
Untuk memperingati kecelakaan tersebut, sebuah jam di stadion Old Trafford di Manchester dibekukan pada pukul 15:04, saat terjadi kecelakaan.
Kecelakaan itu secara tak langsung memperkuat status Manchester United, dimana klub itu mampu pulih dan muncul kembali sebagai kekuatan dominan dalam sepakbola Inggris.
Tim, di bawah asuhan Matt Busby, telah memenangkan gelar liga pada tahun 1956 dan 1957 dengan skuad muda. Usia rata-rata para pemain saat itu adalah 24 tahun, membuat mereka dijuluki "The Busby Babes".
1970 - Tim Sepakbola Universitas Marshall
Sebuah maskapai Southern Airways DC-9 yang terbang pada 14 November menuju Bandara Tri-State di West Virginia, menabrak puncak pohon pinus, terjatuh ke lereng gunung dan meledak.
Tidak ada yang selamat di antara 75 orang di dalamnya, dan kecelakaan itu merupakan bencana terburuk yang melibatkan tim olahraga Amerika: Tiga puluh delapan anggota tim sepak bola Universitas Marshall Thundering Herd tewas.
Kecelakaan itu hampir mendorong universitas, di Huntington, W.Va., untuk menghentikan program sepakbolanya. Kota itu berduka, dan butuh berminggu-minggu untuk mengadakan semua pemakaman. Kecelakaan itu menjadi subjek film tahun 2006, "We Are Marshall".
1987 - Tim Sepakbola Peru Alianza Lima
Sebuah pesawat Angkatan Laut yang membawa tim sepak bola divisi pertama Peru, Alianza Lima jatuh ke Samudra Pasifik pada 8 Desember.
Kecelakaan maut itu menewaskan 16 pemain dan pelatih tim. Pesawat itu kembali ke ibu kota dari sebuah pertandingan di Pucallpa, kota hutan 355 mil timur laut, di mana Alianza berhasil naik ke posisi pertama dengan kemenangan 1-0.
Meskipun Alianza hancur dalam kecelakaan itu, klub terus maju sepanjang sisa musim, diperkuat oleh para pemain yang keluar dari masa pensiun untuk membantu mengisi barisan.
1993 - Timnas Sepakbola Zambia
Tim nasional Zambia melakukan perjalanan ke Dakar pada 27 April untuk melawan Senegal dalam pertandingan untuk lolos ke Piala Dunia.
Sayangnya, pesawat yang mereka tumpangi tidak pernah sampai. Burung besi itu jatuh di Samudera Atlantik setelah mengisi bahan bakar di Libreville, ibu kota Gabon. Delapan belas pemain dan lima ofisial tim tewas.
Negara dan tim terpaksa bergulat dengan banyaknya nyawa, bersama dengan lubang menganga yang tersisa di sepak bola Zambia.
Pada tahun 2012, Zambia memenangkan Piala Afrika di Libreville, momen ketahanan yang didedikasikan untuk mereka yang telah kehilangan nyawa.