Suara.com - Argentina tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi dalam dua bulan terakhir. Adanya situasi buruk tersebut kemudian memunculkan kritik bahwa upacara pemakaman Diego Maradona jadi penyebab.
Diego Maradona meninggal dunia 25 November 2020 lalu. Kematian Maradona mengundang banyak duka dan ribuan orang hadir saat upacara pemakamannya.
Penghormatan terhadap jenazah dijadwalkan berlangsung selama 10 jam, dengan beberapa jam pertama diperuntukkan bagi keluarga Maradona dan mantan rekan satu tim.
Bahkan saat acara tersebut sempat terjadi bentrok antara polisi dan pelayat. Gas air mata dan water canon dilepaskan polisi untuk meredam warga yang tetap memaksa untuk melihat jenazah sang legenda.
Baca Juga: Terkait Laga Uji Coba Timnas Indonesia U-19 di Spanyol, Ini Komentar PSSI
Nah, karena kerumunan yang terjadi di pemakaman Maradona tersebut, publik kemudian melancarkan kritik bahwa acara itu membuat penyebaran virus Corona di Argentina meningkat, khususnya di Buenos Aires.
Disadur dari laporan The Sun pada Kamis (7/1/2021), karena kematian sang ayah dikritik menjadi penyebaran covid-19, putrinya Gianninna Maradona pun buka suara.
Dia meminta publik agar tidak mengkritik kematian Maradona sebagai penyebab menyebarnya covid-19 di Argentina. Sebab hal itu juga bukan keinginan dari keluarga dan mereka tidak bisa membendung orang yang akan memberikan penghormatan untuk legenda sepak bola Argentina tersebut.
"Apa yang terjadi pada 25 November bukan kesalahan Maradona. Saya lebih suka tinggal di kamar dengan keluarga dan orang-orang tidak harus menyalahkannnya atas penyebaran virus," ucap Gianninna.
"Hormatilah dia sekarang, dia di surga dan hormati kita yang masih ada di sini dan berduka atas ayah saya," imbuhnya.
Baca Juga: Soal Uji Coba Timnas U-19 di Spanyol, PSSI Tergantung Pemerintah Setempat
Sementara itu, kematian Diego Maradona sendiri memang banyak menyisakan berbagai konflik, mulai dari penyebab meninggal, bahkan sampai rebutan harta warisan.