Suara.com - Megabintang Barcelona Lionel Messi mengaku tertekan dengan apa yang dialaminya di Barcelona musim lalu. Pemain asal Argentina itu tak menampik jika ia membutuhkan jasa psikolog, hanya saja ia enggan melakukan hal itu.
Psikolog olahraga menjadi semakin umum bagi para atlet, tidak terkecuali bagi pesepak bola yang bermain di level atas.
Di Eropa, peran psikolog dinilai cukup krusial, sehingga klub-klub sepak bola meningkatkan peran seorang psikolog lebih besar dari sebelumnya.
"Saya seharusnya pergi ke psikolog, tapi saya tidak pernah pergi," kata Messi kepada Jordi Evole.
Baca Juga: Barcelona Kalahkan Tim Zona Merah, Ter Stegen: 3 Poin yang Super Penting!
"Kenapa? Entahlah. Sulit bagi saya untuk mengambil langkah itu, meski saya tahu membutuhkannya."
"Antonela [istrinya] telah berkali-kali bersikeras bahwa saya harus pergi, tetapi saya adalah seseorang yang menyimpan segalanya untuk diri saya sendiri. Saya tidak berbagi sesuatu. Saya tahu itu akan membantu saya, tetapi saya belum pergi. "
Imma Puig mungkin psikolog yang harusnya dikunjungi oleh Messi. Puig adalah salah satu dari sekian banyak psikolog terkenal di Spanyol, dan itu sudah menangani para pemain Barcelona selama 15 musim.
Puig adalah orang yang membantu legenda hidup Barcelona Andres Iniesta yang sempat mengalami masalah berat dalam hidupnya.
Dengan bantuan Puig, Iniesta dikabarkan mampu bangkit dan menghilangkan stigma negatif yang selama ini sulit ia keluarkan dari pikirannya sendiri.
Baca Juga: Barcelona Kalahkan Tim Papan Bawah, Koeman Sudah Bicara Persaingan Gelar
Profesional elit lainnya, Luis Enrique misalnya, juga salah satu contoh yang menggunakan jasa Puig. Yaitu ketika ia melatih Barcelona di tahun 2014 hingga 2017.
"Semua orang percaya bahwa untuk menderita depresi, Anda harus menghadapi banyak masalah," kata Puig sendiri.
"Tapi itu tidak benar, orang bisa merasa tidak enak meski memiliki semua yang diinginkan orang lain."
Sama seperti Iniesta ingin menormalisasi penggunaan psikolog, Puig juga ingin hal itu terjadi.
"Pesepak bola memiliki masalah yang persis sama dengan orang lain, tetapi perbedaannya adalah mereka bekerja di etalase toko," katanya.
"Setiap orang bisa mengkritik mereka, tahu apa yang mereka peroleh, bisa mengomentari kehidupan pribadi mereka."
"Kadang-kadang saya bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika kehidupan politisi atau pengusaha sama tereksposnya dengan para pesepak bola."
"Itu tidak mudah. Mereka harus hidup dengan kecemburuan dunia."