Suara.com - Tahun 2020 bisa jadi akan tercatat di dalam buku sejarah Barcelona, dan tersimpan dalam ingatan para penggemar pemain terbaik dunia, Lionel Messi. Ya, angka kembar 2020 identik dengan hilangnya semangat pemain yang sudah meraih enam penghargaan Ballon d'Or itu.
Fakta menyebutkan jika tahun 2020 merupakan tahun berliku bagi seorang Messi yang selama ini begitu loyal dan setia kepada Barcelona FC.
Mulai dari peristiwa 'Barca gate', tiga pelatih dalam satu tahun, dipermalukan di Liga Champions, hingga burofax di musim panas yang sempat membuat gaduh jagad sepak bola dan membuat fans Barcelona bersedih.
Jika virus Covid-19 menjadi topik berita paling hangat tahun ini, maka apa yang terjadi dengan Messi di Barcelona rasanya pantas disebut sebagai kisah olahraga terpanas dalam 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Daftar Legenda Eropa Meninggal Dunia di 2020, Salah Satunya Mentor Messi
Tanggal 14 Agustus akan menjadi tanggal yang tidak pernah dilupakan oleh pemain berusia 33 tahun itu. Tanggal di mana Barcelona dibantai Bayern Munich 8-2 di ajang Liga Champions.
Tanggal yang mengawali puncak kejenuhan pemain berjuluk La Pulga di Camp Nou.
Kebijakan Josep Maria Bartomeu Membuat Hati Messi Kian Hancur
Beberapa hari usai Barcelona dihancurkan Bayern Munich, kabar pemecatan Quique Setien mencuat. Messi pun mengirim burofax, dan menyatakan ingin pergi.
Namun kegaduhan tersebut mereda, setelah Barcelona mendapat dukungan penuh dari presiden La Liga Javier Tebas. Di mana mereka akhirnya berhasil memaksa Messi bertahan hingga akhir kontraknya pada Juni 2021.
Baca Juga: Kaleidoskop 2020: Bayern Juara Liga Champions, Liga Europa Milik Sevilla
Presiden Barcelona saat itu, Josep Maria Bartomeu, pun kembali mengundang kontroversi dengan menunjuk Ronald Koeman sebagai pelatih baru Blaugrana.
Kebijakan awal yang diambil Koeman ketika itu bisa diartikan dua hal, bodoh atau memang benar-benar berani.
Sejumlah pemain langsung ditendang Koeman, termasuk sahabat Messi, Luis Suarez. Sempat memicu perdebatan sengit, Suarez pada akhirnya merapat ke Atletico Madrid.
Alhasil dengan kebijakan Koeman, Barcelona saat ini belum mampu menembus tiga besar klasemen sementara La Liga. Hingga jornada 16, Barcelona masih tertahan di posisi enam.
Ketajaman Messi pun terjun bebas. Tidak seperti musim-musim sebelumnya, Messi minim gol musim ini.
Melakoni lebih dari 20 pertandingan di semua kompetisi, baru 19 gol dicetak oleh pemain Argentina itu.
Kepergian Sang Idola
Untuk melengkapi tahun yang berat sarat emosional, Messi harus menerima kenyataan idolanya yang pernah menjadi mentor di Timnas Argentina, Diego Maradona, meninggal dunia pada 25 November 2020.
Sikap Messi yang mengungkapkan kemeja Newell's Old Boys sebagai penghormatan akan hidup lama dalam ingatan.
"Saya baik-baik saja setiap hari," kata Messi dalam wawancara terakhirnya di tahun 2020 dengan Jordi Evole yang dimuat Marca.
"Benar bahwa saya mengalami saat-saat yang sangat buruk di musim panas dan sebelumnya, dengan bagaimana musim berakhir."
"Setelah itu muncul Burofax."
"Tapi sekarang saya merasa baik-baik saja dan siap berjuang untuk apa yang ada di depan."
"Saya senang, meski klub mengalami saat-saat sulit, seperti semua orang."
"Klub berada dalam posisi yang sangat buruk, dan akan sulit untuk kembali ke tempat kami sebelumnya."
Hingga kini, jelang awal tahun 2021, Messi pun belum memberikan keputusan soal masa depannya di Barcelona.
Melihat tahun yang begitu berat yang dilalui sang 'Messias', hijrah ke klub lain terdengar sebagai opsi yang fantastis.
Namun semua itu mungkin akan terjawab di bulan Januari, ketika Messi bebas berbicara, bernegosiasi, atau bahkan menerima pinangan klub lain.