Kaleidoskop 2020: Sepak Bola Indonesia Mati Suri, Skuat Garuda Nganggur

Senin, 28 Desember 2020 | 15:44 WIB
Kaleidoskop 2020: Sepak Bola Indonesia Mati Suri, Skuat Garuda Nganggur
Pemain Timnas Indonesia U-16 menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum bertanding melawan Timnas Brunei Darussalam U-16 pada laga Kualifikasi Piala AFC U-16 2020 di Stadion Madya, Jakarta, Jumat (20/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di sepanjang tahun 2020 banyak hal yang terjadi di sepak bola Indonesia, mulai dari terhentinya kompetisi hingga menganggurnya skuat Garuda.

Seperti diketahui, pandemi COVID-19 yang melanda dunia memengaruhi banyak hal, tak terkecuali sepak bola.

Khusus di Indonesia, dampaknya bahkan bisa dibilang sangat luar biasa. Jika di negara lain kompetisi bisa kembali bergulir dengan penerapan protokol kesehatan ketat, di Indonesia kompetisi sepak bola seakan mati suri.

Liga di Indonesia tidak bisa berjalan. Meski rencana dimatangkan oleh PSSI dan PT LIB, sepak bola di negeri ini tetap tak bisa bergulir hanya karena izin dari kepolisian.

Baca Juga: Dibawa Shin Tae-yong ke Spanyol, Empat Pemain Persija Diminta Kejar Target

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengunjungi training camp (TC) atau pemusatan latihan Timnas Indonesia U-16 di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (16/7/2020). (dok. PSSI).
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengunjungi training camp (TC) atau pemusatan latihan Timnas Indonesia U-16 di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (16/7/2020). (dok. PSSI).

Virus corona juga membuat Timnas Indonesia jadi pengangguran. Bagaimana tidak, skuat Garuda dari semua kelompok umur tak bertanding karena dibatalkannya sejumlah agenda, oleh FIFA maupun AFC.

Namun timnas masih beruntung. Armada Shin Tae-yong masih bisa melakukan pemusatan latihan atau training camp (TC).

Sama seperti sebelum-sebelumnya selalu ada dinamika yang terjadi di PSSI. Otoritas tertinggi sepak bola di Tanah Air ini beberapa kali mengeluarkan keputusan yang menjadi kontroversi.

Pada penghujung tahun, agenda yang sangat dinantikan masyarakat Indonesia yakni Piala Dunia U-20 2021 ditunda oleh FIFA.

Berikut sejumlah peristiwa penting sepak bola Indonesia di sepanjang 2020 yang dirangkum Suara.com:

Baca Juga: Piala Dunia U-20 Ditunda, Shin Tae-yong Mungkin Ambil Alih Timnas U-16

Sejumlah maskot dari kesebelasan peserta Liga 1 Indonesia mengikuti pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Sejumlah maskot dari kesebelasan peserta Liga 1 Indonesia mengikuti pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Matinya Kompetisi di Sepak Bola Indonesia

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sempat menggulirkan Liga 1 2020 alias kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air selama tiga pekan, sebelum dihentikan karena wabah corona pada akhir Maret. Begitu juga dengan Liga 2 yang bahkan baru berjalan sepekan.

Sementara kompetisi turunannya seperti Liga 3, Elite Pro Academy, Piala Soeratin, hingga Piala Indonesia tak sempat dijalankan.

Disaat negara-negara lain yang mengalami nasib serupa seperti Indonesia mulai bangkit dan menggulirkan kembali kompetisi sepak bola mereka, PSSI pun demikian. Meski di akhir cerita, kompetisi urung dilanjutkan.

Sejatinya, PSSI dan PT LIB sudah menyusun rencana menggulirkan kembali Liga 1 dan 2 pada Oktober 2020 dengan standar protokol Kesehatan yang sangat ketat.

Sayang, kepolisian tidak merestui bergulirnya kompetisi dengan pertimbangan masih tingginya angka penyebaran virus corona.

Sempat ada angin segar bahwa kompetisi bisa bergulir pada November. Namun, lagi-lagi Polri belum mau memberikan izin keramaian dengan pertimbangan serupa ditambah fokus mengamankan jalannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2020.

PSSI dan PT LIB akhirnya pun menunda Liga 1 dan 2 hingga Februari 2021. Ini pun juga belum bisa dipastikan bisa terlaksana.

Pemain Timnas Indonesia U-23 sedang menjalani latihan perdana di lapangan D, Komplek GBK, Senayan, Jakarta (dok. PSSI)
Pemain Timnas Indonesia U-23 sedang menjalani latihan perdana di lapangan D, Komplek GBK, Senayan, Jakarta (dok. PSSI)

Jeritan Klub, Pemain, dan Pelatih

Tak adanya kompetisi membuat klub, pemain, dan pelatih menjerit. Bagaimana tidak, mereka kehilangan pendapatan menyusul terhentinya kompetisi sebagai dampak pandemi COVID-19.

Pemain dan Pelatih, dengan terpaksa, menerima kenyataan gaji mereka dipangkas hingga 75 persen. Sementara klub tak bisa berbuat apa-apa karena mereka juga tidak kehilangan pendapatan karena setop-nya kompetisi.

Timnas Indonesia Jadi Pengangguran

Sepanjang tahun 2020 Timnas Indonesia jadi pengangguran. Hal ini dikarenakan Pasukan Merah Putih batal mengikuti sejumlah event yang sebenarnya sudah dijadwalkan di tahun 2020.

Pertama, Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia yang melibatkan Timnas Indonesia senior. Pada awalnya event ini dijadwalkan bergulir pada Juni dan Juli.

Namun, jadwal itu kemudian diundur Oktober dan November lantaran pandemi virus corona.

Rencana itu pun kembali gagal terwujud. Pasalnya, AFC kembali menunda hingga 2021 lantaran pandemi COVID-19 yang masih tinggi di beberapa negara peserta.

Ajang berikutnya yang ditunda ialah Piala AFF. Seharusnya, edisi 2020 digelar pada November 2020, tapi AFF menunda ajang tersebut sampai awal Desember 2021.

Tak hanya Timnas senior, tim nasional kelompok umur yakni U-16 dan U-19 juga batal berlaga di tahun 2020. Piala Asia U-16 dan U-19 yang dijadwalkan tahun ini ditunda AFC hingga tahun 2021.

Beruntung, PSSI masih bisa melaksakan kegiatan untuk tim nasional, khususnya Timnas U-16 dan U-19.

Armada Shin Tae-yong dan Bima Sakti ini rutin melakukan pemusatan Latihan hingga melakukan uji coba di sela-sela TC.

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha usai pertandingan Timnas U-19 lawan China U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Kamis (17/10/2019) malam. (Foto Willy Irawan)
Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha usai pertandingan Timnas U-19 lawan China U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Kamis (17/10/2019) malam. (Foto Willy Irawan)

Mundurnya Ratu Tisha Destria sebagai Sekjen PSSI

Mundurnya Ratu Tisha Destria sebagai Sekjen PSSI sempat menjadi perbincangan hangat tahun ini. Wanita lulusan ITB ini resmi meninggalkan jabatannya pada 13 April 2020.

Banyak yang menyayangkan keputusan Tisha memilih mundur. Sebab, banyak yang beranggapan bahwa dia membuat banyak perubahan pada sepak bola Indonesia.

Jabatan yang ditinggalkan Tisha kini dipegang oleh Yunus Nusi yang statusnya masih pelaksana tugas (Plt). Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, sampai dengan saat ini belum benar-benar memilih siapa yang akan menduduki jabatan sekjen secara permanen.

Ryuji Utomo saat memberikan pelatihan kepada akademi Persija Jakarta (dok. Persija).
Ryuji Utomo saat memberikan pelatihan kepada akademi Persija Jakarta (dok. Persija).

Eksodus Pemain, Tinggalkan Indonesia di masa Pandemi

Ketidakjelasan kompetisi membuat sejumlah pemain, khususnya legion asing, beramai-ramai meninggalkan Indonesia. Hampir seluruh tim di Liga 1 sudah kehilangan pemain asing.

Tercatat ada empat tim yang pemain asingnya masih utuh yakni Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIS Semarang, PSS Sleman, dan Madura United. Klub-klub ini belum mengkonfirmasi hengkangnya legiun asing mereka.

Tak hanya legiun asing, pemain-pemain lokal juga mencoba peluang berkarier di luar negeri karena di Indonesia kompetisi masih belum jelas. Seperti Ryuji Utomo yang dipinjamkan Persija ke klub Malaysia Penang FC.

Lalu, Todd Rivaldo Ferre yang dilepas Persipura Jayapura dengan status pinjaman ke tim asal Thailand, Lampang FC. Terbaru wonderkid asal Indonesia Syahrian Abimanyu yang direkrut oleh raksasa Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT).

Sebenarnya ada beberapa pemain lain yang memilih berkarier di luar negeri ketimbang di Indonesia di 2020. Seperti Amiruddin Bagus Kahfi (FC Utrecht), Witan Sulaeman (Radnik Surdulica), dan Brylian Aldama (HNK Rijeka).

Pemain Bhayangkara FC, Serdy Ephy Fano dicoret dari Timnas Indonesia U-19. (dok. Bhayangkara FC)
Pemain Bhayangkara FC, Serdy Ephy Fano dicoret dari Timnas Indonesia U-19. (dok. Bhayangkara FC)

Serdy Ephy Fano dan Yudha Febrian Ketahuan Dugem

Pecinta sepak bola Tanah Air sempat digegerkan dengan kelakukan dua penggawa Timnas Indonesia U-19 Serdy Ephy Fano dan Mochamad Yudha Febrian.

Keduanya melakukan tindakan indisipliner yang membuat Pelatih Shin Tae-yong geram dan mencoret mereka dari daftar.

Bagaimana tidak, disaat TC Timnas Indonesia U-19 sedang berlangsung Serdy dan Yudha tertangkap dugem.

Keduanya ketahuan, dari pantauan CCTV hotel, pulang ke hotel tempat menginap sekitar pukul 03.00 WIB.

Akibat perbuatan tersebut Serdy pun dipecat klubnya Bhayangkara Solo FC. Sementara Yudha diharuskan menjalani perbaikan mental di pesantren oleh Barito Putera.

Blunder PSSI

PSSI melakukan blunder di tahun ini terkait pemilihan wakil Indonesia di Piala AFC 2021. Seakan tak mengetahui aturan, PSSI memutuskan wakil yang salah sehingga sampai ditolak AFC.

Awalnya PSSI mengumumkan bahwa Bali United dan Persija Jakarta akan menjadi perwakilannya di turnamen kasta kedua di Asia tersebut. Penunjukkan Persija inilah yang kemudian menuai polemik.

Slot ke Piala AFC 2021 seharusnya menjadi milik Bali United sebagai jawara Liga 1 2019 dan PSM Makassar kampiun Piala Indonesia 2018/2019. Namun, PSM tak bisa menjadi wakil lantaran tak mendapat lisensi AFC.

Dalam aturannya, jika PSM tak bisa menjadi wakil, maka jatuh kepada peringkat tertinggi kompetisi (Liga 1). Itu berarti jatuh kepada Persebaya Surabaya. Namun, sama seperti PSM, Bajul Ijo –julukan Persebaya—tak lolos lisensi AFC.

Alhasil, wakil AFC jatuh kepada peringkat tiga kompetisi yakni Persipura Jayapura. AFC pun menegur dan meminta PSSI mengikuti aturan yang ada.

Logo Piala Dunia U-20 2021 buatan PSSI. (Twitter/@pssi).
Logo Piala Dunia U-20 2021 buatan PSSI. (Twitter/@pssi).

Batalnya Piala Dunia U-20 2021

Event yang sangat dinantikan masyarakat pada 2021 yakni Piala Dunia U-20 dipastikan batal terlaksana. FIFA resmi membatalkan event tersebut mengingat masih tingginya angka kasus COVID-19.

Padahal, Indonesia sebagai tuan rumah sudah melakukan persiapan secara matang. Baik itu dari penyelenggaraan dan tim nasional.

Untungnya, FIFA menunjuk Indonesia untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada edisi 2023. Begitupun dengan Peru yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI