Suara.com - Pekan ini media sosial dihebohkan dengan adanya kuitansi bertuliskan 100 ribu dolar Singapura. Keterangan kuitansi itu bertuliskan "Pemesanan tiket Piala Dunia U-20" dengan nama Achmad Haris yang diterima oleh Djoko Purwoko.
Kuitansi tersebut disebut-sebut merupakan uang mahar supaya bisa menjadi manajer timnas Indonesia pada Piala Dunia U-20 2021. Sosok yang dikaitkan bakal menjadi manajer adalah Dodi Reza Alex Noerdin.
Atas adanya kegaduhan ini, PSSI akhirnya mengambil sikap. Badan Yudisial PSSI akan memanggil Achmad Haris yang merupakan Sekretaris Sriwijaya FC dan Djoko Purwoko.
"Atas perintah Ketua Umum PSSI, kedua orang tersebut akan dipanggil Badan Yudisial. Sebenarnya secara lisan, PSSI sudah mendapat laporan dari Haris dan Djoko soal kasus ini," kata Yunus Nusi dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Persipura Enggan Disebut Gantikan Persija di Piala AFC 2021
"Namun, secara lembaga, PSSI perlu mengklarifikasi secara resmi agar semua pernyataannya bisa dipertanggung jawabkan," Yunus menambahkan.
Lelaki yang juga anggota Komite Eksekutif (EXco) PSSI itu juga mengatakan apapun keputusan Badan Yudisial harus dihormati oleh semua pihak.
"Asas praduga tidak bersalah tetap harus dikedepankan. Anda tidak bisa menuduh seseorang dengan asumsi liar di media sosial. Itu sebabnya Badan Yudisial akan memanggil keduanya guna dimintai keterangan," ucapnya.
Achmad Haris sebelumnya juga telah membantah adanya jual-beli jabatan di balik kuitansi tersebut. Ia mengaku sangat tidak mengetahui isu adanya jual beli jabatan manajer tim nasional.
"Sekarang gini, ya, yang tertera di kuitansi itu apa tulisannya? Itu tiket Piala Dunia dan cuma sekadar bisnis. Apa salah kalau mau berbisnis?" ujar Haris.
Baca Juga: Kisruh Slot Piala AFC 2021, Persipura Minta PSSI Waspada dengan Orang Dekat
"Saya tidak tahu apa-apa soal isu yang lain. Sekarang tinggal dilihat saja apa itu keterangan di kuitansinya," sambungnya.
Djoko Purwoko juga membantah narasi yang telah dihembuskan terkait jual-beli jabatan manajer. Dia merasa ada pihak yang tak senang dengan PSSI pimpinan Mochamad Iriawan dan Dodi selaku mantan petinggi Sriwijaya FC.
"Mungkin saya orang yang dipandang tegak lurus, jadi dicari-cari nama saya. Ini mungkin juga politik yang tidak suka PSSI," Djoko Purwoko menjelaskan.
"Kuitansi itu juga tidak ada kaitannya. Memang tidak boleh pesan tiket jauh-jauh hari? Saya pernah juga tinggal di luar negeri pesan tiket Liga Champions. Saya orang bola dan paham bagaimana pemesanan tiket," sambungnya.
"Itu orang-orang politik dari pihak yang tak suka pak Dodi dan pak Ketum PSSI. Saya juga pernah ada di Ketua Umum PSSI era Pak Edy Rahmayadi, ya, kurang lebih begitu saja, polanya sama," tegas Djoko Purwoko.